Cinta Pra-Opspek,Cinta
Palsu?
Oleh:Samsidar
Oleh:Samsidar
Pagi
itu adalah hari pertama aku menginjakkan kaki di bumi Kampus ini.Banyak hal
yang kami lakukan disana,berawal dari kenal-kenalan dengan teman-teman cewek
sampai sahut-sahutan dengan kenalan cowok.Berawal dari tukaran nomor hp hingga
tukaran nomor sepatu,berawal dari pandang-pandangan hingga ke
jadian.Upss..kebongkar deh rahasia Negara.
Aku
duduk tepat dibelakang sicowok berbadan kurus cenderung gemuk itu,wajah nya tak
begitu tampan tapi setidaknya bibirnya seksi dan senyuman nya manis.Em gula
kali ya manisJ.Kata
demi kata dia lontarkan untuk bahan perbincangan diantara rekan calon mahasiswa
yang tak seberapa ini.Ya..tak seberapa,ada si Nayla mantan jurusan IPS tapi nyasar ke fakultas
kelautan.Ada si Bogen anak STM melanjutkan kuliah ke fakultas Ekonomi.Hm Cuma
aku dan dia yang sesuai jurusannya.Apalagi kalau sudah bicara tentang jurusan
Cinta,Dia itu paling ahli menggoda wanita.Dan aku paling bodoh dalam
bercinta,Ntah karena apa aku menerimanya,mungkin karena berfikir ada tebengan
buat ke Kampus kali ya?
Sudah
tiga kali aku PHP-in,keempat kalinya aku terima.kenapa diterima?ya..waktu itu
hari ulangtahun nya,sayang kalo gak diterima.Kan kalau orang-orang bertanya
tanggal jadian sedikit keren tuh karena jadian nya tepat hari ulang tahun si dia,apalagi
kado ulangtahun nya aku buat sendiri pakai tangan.Ya iyalah pakai tangan masa
pake kaki sih.
Kencan
pertama malam mingguan,tempat karaoke Bagio sudah menunggu kedatangan aku dan
dia.Sempat berfikir bakalan seru ni nyanyi berdua biar romantis gitu.Tapi
bukannya romantis yang didapat,rencana nyanyi buat duet batal seketika,yang ada
malah nyaber lebih tepatnya nyanyi bareng-bareng.Menurut aku,dia kampung banget
sih masa teman-teman nya ikut-ikutan kencan?kalau gak gangguin sih gak
apa-apa,nih baru turun dari motor aja sudah ributL.Kencan pertama gak berjalan
mulus.Banyak kurcaci pengganggu sih.
Hari-hari
kujalani hubungan dengan nya dengan cara yang membosankan.kenapa tidak?jelas,dia
datang ke kos-an ku,sudah ngbrol kira-kira 4-6 jam terus pulang.Besoknya
sedikit meningkat lah.bedanya,biasanya datang hanya tangan kosong kini dia
membawa sebatang coklat silverquen.ya..lumayan lah dari pada tidak sama
sekali.Begitulah seterusnya hingga hubungan kami menginjak waktu 1bulan.
Waktu
itu Nafsuku sedang berada diujung samudra,apalagi dia?mungkin nafsu nya sebesar
tembok raksasa cina.Ya..tidak perlu dibilang kejadian apa yang kami lakukan
yang jelas keperawananku masih utuh dan tak ada cacat sedikitpun.Dari kejadian
itulah,timbul rasa muak ku terhadap si dia.Memang sih bukan salah dia saja,tapi
tetap saja dia yang kurang ajar.Berani-beraninya merusak citra seorang wanita
berjilbab seperti aku.Aku sempat merenungkan bahwa akulah yang terlalu
lebai,dimana-mana juga gak ada kali orang pacaran gak pegang-pegangan.jadi
menurut si dia dan teman-teman hal itu wajar dilakukan oleh sepasang
kekasih.Tapi rasa menyesal ku selalu datang menghantui,karena memang sebelumnya
aku tak pernah sentuhan dengan laki-laki apalagi sampai elus-elusan.Orang
sedikit heran sih melihat seorang wanita berjilbab yang degil dan brutal ini
tak pernah pacaran sebelumnya.Tapi mau bagaimana lagi hal itu membuat ku geli
dan merasa berdosa.
Keputusanku
sudah bulat seperti lingkaran,akhirnya kata-kata putus pun terlontar dari
bibirku yang merah ini.Tapi dia tak ingin putus dariku,ia mengaku sudah
terlanjur cinta pada diriku.Ia berjanji akan merubah sikapnya yang terlalu
nakal terhadap wanita,ya..apa boleh buat aku juga sudah terlanjur sayang
kepadanya.Aku pun memberi nya kesempatan kedua untuk berubah,bermula dari
jarang bertemu hingga ia tak pernah menyentuh tubuhku.Aku merasakan perubahan
sikap pada dirinya,kini ia tak lagi melirik bagian tubuh wanita yang sedikit
rentan dari birahi.Dia selalu meminta izin untuk memegang tanganku yang mungil
ini,tapi malang nya dia tak pernah ku beri izin untuk menggapai jemariku ini.
Hubungan
kami sudah berjalan hampir 3bulan.Suka duka kami jalani bersama,hingga suatu
ketika aku harus beranjak dari kos ku yang lama menuju ke kos yang baru karena
sesuatu hal.Di tempat kos yang baru ini mengasyikkan,tetapi tidak bagi si
dia.kenapa demikian?tentu saja tidak.Ibu kos melarang kami menerima atau
membawa teman lelaki masuk ke dalam rumah.Kalaupun ada teman lelaki yang datang
itu hanya boleh berdiri dibatas pagar.
Hal
itu mendukungku untuk memutuskan hubungan lagi dengan si dia,setelah jarang
bertemu aku menjadi bosan terhadapnya.SMS nya saja tiap hari selalu menanyakan
hal yang sama,yaitu “sudah makan?,sudah mandi?” dan sejenisnya.Aku baru sadar
bahwa selama ini aku selalu berusaha menjauhinya,sebatas sayang mungkin ada
tapi tidak untuk cinta.Itulah yang menjadi alasan terkuat agar aku dapat
melepaskannya.Menurutku dia adalah lelaki yang baik hati,penyayang dan
pengertian.Tapi kenapa aku bisa setega itu mengecewakannya?
Cintanya
begitu dalam terhadapku sampai ia rela menggadai HP nya untuk menukarkan
motornya yang ada dibengkel untuk mengantarku membeli sesuatu.Aku tidak tahu
kenapa aku jahat terhadapnya,dan bahkan aku tidak mengerti apakah aku cinta
atau tidak terhadapnya.Tapi itulah nyatanya,menurutnya aku adalah virus yang
selalu melukai hatinya.Dia tidak tahu bahwa aku juga sakit melakukan
itu,airmata ku pun sempat mengalir karena memikirkan dirinya.Aku tak ingin
memberinya bingkisan kado yang indah lagi tapi didalam kado tersebut terdapat
jarum yang patah.Aku tak ingin melihatnya luka lebih dalam lagi karena cintaku
yang menurut nya palsu untuk dirinya.
Kali
ini aku adalah sosok orang yang benar-benar tak berperasaan,dengan gampang nya
aku memutuskan nya dan menyuruhnya mov on dari diriku.Mungkin benar kata si dia
bahwa cintaku selama ini adalah cinta palsu.Aku hanya takut hukum karma berlaku
pada diriku,aku takut kejadian yang menimpa si dia akan terlempar pada
diriku.Tapi itulah yang harus aku hadapi,menerima semua konsekuensi dan efek
samping yang ada.Aku rela dirinya membenci diriku,karena hanya itulah yang
membuat dia bisa melupakan diriku.Aku hanya berharap agar ia tak pernah lagi
disakiti oleh wanita yang ia cintai.Begitu juga halnya dengan diriku semoga aku
bisa belajar lebih jauh tentang cinta dari kejadian ini.Itulah cinta pra-opspek
yang terlalu singkat jalan ceritanya.Mengenal seseorang dalam waktu singkat dan
menjadikannya kekasih untuk melengkapi diri,yang tak tahu akhir kisah nya akan
menyedihkan seperti ini.
SELESAI
Cerpen Agama
Tuhan yang Tahu
Oleh:Samsidar
Oleh:Samsidar
Pesantren Al-Madani adalah pondok
terkenal didaerah Tanjungpinang.Dimana aku dibesarkan dan dididik di Pondok itu.Banyak pengajaran
yang aku dapatkan disana,mulai dari menutup aurat,berbahasa arab,mempelajari
tentang ilmu fikih,hingga menghafal Al-Qur’an.
Usiaku 18tahun,usia dimana para
pelajar tamatan SMA akan melanjutkan kuliah.Namun tidak dengan aku,Orangtua ku
tak mengizinkan aku melangkahkan kaki dari pondok tercinta ini,alasan mereka
aku akan terpengaruh oleh pergaulan diluar sana.Universitas Negeri Malang
adalah Universitas yang aku dambakan semenjak kecil,karena banyak lulusan dari
Univesitas tersebut menjadi orang-orang yang hebat dan bepengetahuan luas.Tak
terkecuali abang kandungku yang menjadi
seorang Arsitek terkenal di kota ini.Namun ntah mengapa Abi dan Umi tak
merelakan aku menjadi orang sukses diluar sana.Mereka lebih senang jika melihat
aku mengabdi pada pondok ini.
Aku berusaha berfikir positif atas
larangan yang dilakukan Abi.Mungkin memang sebaiknya aku belajar dan
mengabdikan ilmuku pada pondok ini.Walaupun ilmu yang kumiliki belum setara
dengan pengetahuan yang dimiliki ustad dan Ustazah yang ada dipondok ini,tetapi
Abi dan Umi percaya akan pengetahuan yang aku miliki.Akhirnya aku pun memegang
Amanah dan berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan Abi dan Umi kepada
diriku.
Kegiatan di pondok ini pun berjalan
seperti biasa.Aku ditetapkan sebagai ustazah asuh di Asrama Az-zahra,yaitu
sebuah asrama putri yang menempatkan anak-anak penghafal qur’an.Setiap hari
para santriwati harus menyetorkan hafalan nya kepadaku.Aku sangat senang
mempunyai anak asuh yang usia nya tidak terlalu jauh dariku,sehingga mereka
sering berbagi cerita kepadaku.Setidaknya hal itu bisa mengurangi kejenuhan
dalam hidupku.
Suatu
ketika aku masuk kedalam kelas untuk memberi pelajaran bahasa arab kepada para
santriwan dan santriwati di Pondok Madani.
“Maaza
darsunal’an ?.
“Darsunal’an
al-lughatul al-arobiyyah ya ustazah..”
“Aiwa,kaifa
halukum ya ukh wa ya akh?”
“Alhamdulillah
innana bilkhoir ya uz..”
“Ba’din,ba’da
narju’u min haza faslun,antum daiman izhabi ilal maktabi summa ista’ir kitabun
fi huna wahid Kaman laba’sa,summa qoro’i.Fahimtum?”
“Wahimna
ya uz..”
Setelah pelajaran bahasa arab
selesai,aku berjalan keluar kelas menuju asrama.Aku melanjutkan hafalan ku yang
hampir khatam 30juz.Banyak hal yang harus dihindari ketika ingin mengafal Ayat
Al-Qur’an.Seperti,mengurangi berbicara yang kotor,tidak menggunjing,dan menjaga
pandangan.Namun hal itu dapat aku lewati berkat tekad kuatku untuk menggenggam
Al-Qur’an pada hatiku.
Abi selalu memberiku pengajaran yang
bermanfaat tentang agama,sehingga aku menjadi anak yang penurut dalam
keluarga.Aku selalu mendengarkan nasehat Abi dan juga Umi.Hingga akhirnya aku
harus menuruti permintaan mereka agar tak melanjutkan kuliah di Universitas
yang aku impikan.
Tepat hari jumat pagi aku
bersiap-siap untuk mengajar ilmu nahwu pada santriwati,namun alangkah kagetnya
aku mendengar kabar dari Abi yang menyatakan bahwa Umi jatuh pingsan ketika
berjalan kaki menuju pasar.Dengan cepat aku berlari menemui Umi.Aku khawatir
akan kesehatan Umi,karena memang beberapa hari terakhir ini Umi sering
mengalami pusing dan Pingsan secara tiba-tiba.Aku tak ingin kejadian yang
menimpa nenek terulang lagi pada Umi ku.
Umi pun segera dilarikan kerumah
sakit,Dokter memfonis usia umi tidak betahan lama,mungkin hanya berkisar dua
sampai tiga hari lagi.Aku pun meneteskan air mata seketika mendengar kabar
tersebut.Aku berusaha tidak mempercayai kata-kata dokter tersebut,karena bagiku
kuasa Allah lah yang paling mutlak.Selama dua hari ini aku merawat dan menemani
Umi yang diopname dirumah sakit kemuliaan.Beliau kelihatan semakin kurus dan
semakin melemah.Aku seakan hancur melihat penderitaan yang Umi alami.Kenapa
tidak aku saja yang memikul penyakit ini?Aku hanya butuh waktu yang lebih lama
agar bisa terus bersama-sama Umi.
“Umi
yang kuat ya,Umi ingin melihat ana mengabdi lebih lama kan di pondok kita ini?”kataku
kepada umi.
“Na’am
ya ukh,umi sayang sama anti..anti harus berjanji pada umi akan selalu mengabdi
pada pondok dan menjadi wanita yang kuat nantinya dalam menghadapi
cobaan”.Jawab umi dengan lembutnya.
“Na’am
ya umi,umi harus kuat..Allah itu sayang sama umi”kataku lagi sambil menatap
wajah umi.
“Karena
Allah sayang dengan umi makanya umi harus kembali kepada Allah”lontar umi
seraya mengelus-elus jemariku.
“Umi,istighfar
wa qoro’a syahadah mi”kataku sambil meneteskan airmata.
Setelah
mengucap istighfar dan membaca kalimat syahadah Umi pun menutupkan mata dan
berhenti mengelus jari-jariku.Tak ada kata lain yang bisa ku ucap selain
“Innalillahi wa innalillahi rooji’un” dan meneteskan air mata
sederas-derasnya.Aku memeluk erat tubuh umi ku.Aku berusaha mengikhlaskan
kepergian umi,karena dengan ikhlas Umi akan tenang berada si sisi Allah.Aku tak
tau bagaimana perasaan Abi melihat umi pergi untuk selamanya,yang Abi lihatkan
padaku adalah sikap tegarnya seraya berkata kepadaku”Tuhan yang Tahu atas
musibah ini”.Aku pun tersenyum haru mendengar ucapan Abi yang dilontarkan
kepadaku.Dari peristiwa ini aku belajar tawakkal kepada Allah,karena hanya
Allah lah yang yang tahu atas semua rencana yang diberikan kepada umat-Nya.
SELESAI
Al-Qur’an untuk Qonita
Oleh:Samsidar
Oleh:Samsidar
Dia
seorang remaja putri yang berusia 13tahun.Ia terlahir dari latarbelakang
keluarga yang tak utuh,ia memiliki seorang ibu dan seorang adik
laki-laki.Sedangkan ayah nya sudah 12tahun pergi meninggalkan
keluarganya.Remaja yang kerap disapa Qonita ini memiliki kelainan fisik yaitu
kaki sebelah kanan nya berukuran 10cm lebih pendek dari kaki sebelah kirinya.Namun
hal itu tak membuatnya malu dan patah semangat dalam menjalani hidup.
Suara
azan terdengar menunjukkan waktu solat shubuh tiba,Qonita terbangun seketika
dan mengejutkan ibunya untuk melakukan solat shubuh secara bersama.Setelah
solat,Qonita melanjutkan pengajian disalah satu surau yang ada disekitar tempat
tinggalnya tersebut.Sehari-hari Qonita selalu menunjukkan perilaku yang baik
kepada semua orang,tak terkecuali kepada ibu dan adik tercintanya.
Kemana-mana
Qonita selalu membawa Al-qur’an kecilnya,menurut nya Al-qur’an dapat menjaga
nya dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang.Sehingga ketika Al’quran kecilnya
hilang ia merasa sedih.Untung saja Al-qur’an nya itu dapat ditemukan dengan
cepat,karena jika tidak, mungkin ia tidak bisa menghafal ayat Al-quran lagi
karena ia tak mempunyai uang seserpun untuk membeli Al-qur’an yang baru.Selain
menjadi anak yang bebakti,Qonita juga terkenal sebagai hafizah dikampung nya
tersebut.
Suatu
hari Qonita sedang asik menghafal surah al-waqi’ah,sedangkan ibu nya sedang
beristirahat disamping anak yang bertubuh mungil itu.Sang ibu meneteskan
airmata dan berusaha menyembunyikan kesedihan nya dari hadapan Qonita,ia
memalingkan wajah nya seraya memikirkan masa depan pendidikan anaknya
tersebut.Ia merasa tak mampu lagi untuk menyekolahkan anaknya.Pekerjaan nya
hanya sebatas Tukang Sapu jalanan,penghasilan nya hanya berkisar 15ribu hingga
20ribu dalam sehari.Qonita berpura-pura tak memperhatikan ibunya yang sedang
menangis,ia beranjak dari kamarnya sambil menahan tangis karena tak kuasa
melihat ibunya yang sedang terbaring lelah.Qonita tahu bahwa ibunya sedang
memikirkan masa depan anak-anaknya.
Akhirnya
Qonita bertekad untuk mencari pekerjaan sampingan guna membantu ibunya yang
sudah berjuang merawat nya dari kecil tanpa adanya peran seorang suami dalam
hidupnya.
“Ibu,ada
yang mau Nita bicarakan kepada ibu”kata Qonita dengan lembut.
“Tentang
apa sayang?,tentang Al-qur’an yang kamu inginkan itu?sabar dulu ya sayang
tunggu ibu ada uang pasti nanti ibu belikan untuk kamu,kan Al-Qur’an kecil mu
masih bisa digunakan?”tutur ibu Qonita sambil memegang bahu kiri anaknya.
“Tidak
bu,bukan itu,Nita tak ingin memaksa ibu buat itu,Nita tahu ibu tidak memiliki
uang,makanya Nita ingin ikut ibu bekerja.Boleh ya bu?”pinta Qonita kepada
ibunya.
“Jangan
sayang,kamu itu harus nya sekolah baik-baik bukan membantu ibu.Ibu akan
berusaha lebih keras agar kamu dan adikmu tidak putus sekolah.Ibu minta maaf ya
belum bisa memberikan yang terbaik untuk kalian”lontar ibu Qonita seraya
menyembunyikan kesedihannya.
“Tapi
bu….”
“Husst
sudah,ibu berangkat kerja dulu ya.Lanjutkan hafalan mu nak,jaga adikmu
baik-baik.Jangan lupa matikan kompor didapur,ibu tadi memasak nasi tapi ibu tak
sempat mematikannya”perintah ibu kepada Qonita.Qonita pun menganggukkan kepala
karena tak terbiasa membantah perintah ibunya,apapun yang dikatakan ibunya ia
selalu menurut.
Qonita masuk kedalam rumah dan
melanjutkan hafalan pada surah Ar-rahman,sedangkan adiknya yang berusia 7tahun
itu bemain bersama teman-temannya diluar rumah.“Arrohman..allamal
Qur’an..allamahul bayan…” takrir Qonita dengan fasih.Ketika Qonita sedang asik
menghafal ayat Al-qur’an tiba-tiba terdengar suara tangisan adik nya dari luar
rumah,Qonita pun berlari seketika meninggalkan Al-qur’annya diatas meja
.Ternyata adiknya terjatuh ketika berlari dan menyebabkan luka memar pada
bagian lututnya.Dengan cepat Qonita berlari masuk kearah dapur untuk mengambil
air hangat,namun alangkah terkejut nya Qonita ketika melihat kobaran api sudah
menyambar ruangan tengah beserta kamarnya.Ia baru teringat akan pesan ibunya
untuk mematikan kompor,dan hal itu menyebabkan sijago merah menghanguskan
segala isi rumah,termasuk Al-qur’an kecil milik Qonita.
Qonita berusaha menyelamatkan
benda-benda yang bisa digapai namun hal itu sia-sia.Tak ada satu pun barang
yang dapat diselamatkan,selain pakaian yang dikenakan Qonita bersama adiknya.Ia
hanya bisa menangis dan meraung melihat rumahnya dikelilingi sijago
merah.Orang-orang disekitar Qonita sibuk berlarian mengambil air untuk
meredamkan api yang membakar rumah seorang ibu yang memiliki dua anak itu,karena
ukuran rumah yang tak begitu besar kobaran api pun secara perlahan-lahan dapat
dipadamkan.Qonita berlari masuk kedalam rumah yang hampir roboh dengan keadaan
hangus sebagian itu,tak ada hal lain yang diinginkan nya selain dapat menemukan
Al-qur’an nya kembali.Namun usaha nya sia-sia,bagaikan menuang air pada gelas
yang bolong.Tentu saja Al-qur’an yang berukuran kecil itu habis terbakar api
dan tak meninggalkan sisa.Ia hanya bisa menggumpalkan rasa penyesalan nya
terhadap dirinya sendiri yang lupa mematikan kompor.
Sedangkan disisi lain,seorang ibu
yang tengah membersihkan jalanan tiba-tiba mendapatkan rezeki yang tak terduga.Setelah
ia menyelamatkan dan mengembalikan sebuah tas mewah milik seorang wanita berjilbab,seorang
ibu yang memiliki dua anak ini dihadiahkan sebuah amplop yang berisikan uang
dan sebuah Al-qur’an.
“Ibu
terimakasih banyak atas kejujuran ibu yang telah mengembalikan tas
saya,terimalah ini bu sebagai sedekah saya kepada ibu,karna saya tahu ibu pasti
tidak akan menerima ini jika saya katakan sebagai imbalan atau tanda
terimakasih saya kepada ibu”kata wanita berjilbab itu seraya menyodorkan sebuah
amplop berisikan uang.
“Oh
jangan neng,saya ikhlas melakukan ini”tolak ibu Qonita sambil melirik Al-qur’an yang ada didalam tas
wanita tersebut.
“Ibu,kita
hidup didunia untuk saling tolong-menolong dan menyisihkan sedikit harta kita
kepada orang yang membutuhkan.Dan ibu pasti membutuhkan ini,saya mohon bu
terimalah ini”kata wanita itu seraya memperhatikan mata ibu Qonita yang selalu
melirik Al-qur’an didalam tas nya.
“Tidak
apa-apa neng,saya ikhlas kok”jawab ibu Qonita lagi yang masih sibuk melirik
Al-qur’an yang ada di tas wanita tersebut.
“Ibu,kalau
begitu terimalah yang satu ini,sepertinya ibu lebih tertarik pada Al-qur’an ini”tawar
wanita itu sambil mengeluarkan Al-qur’an dari dalam tas nya.
“Ekh..maafkan
saya neng sudah lancang melirik isi tas eneng,tp sebenarnya anak saya sudah
lama menginginkan sebuah Al-qur’an cantik seperti yang ada didalam tas
eneng”kata ibu itu dengan kepala tertunduk.
“Subhanallah,ambillah
ini bu”tutur wanita itu seraya menyodorkan sebuah Al-qur’an dan menyelipkan
sebuah amplop didalam nya kepada ibu Qonita.
“Alhamdulillah
Ya Allah…terimakasih banyak neng,saya yakin pasti anak saya akan senang
menerima ini”ucap ibu Qonita tanpa menyadari sebuah amplop telah terselip
didalam Al-qur’an tersebut.
Ibu
Qonita pun pamit dan berlalu meninggalkan wanita tersebut.Dengan senang nya Ibu
Qonita berlari menuju rumahnya sambil memeluk Al-qur’an yang didambakan putri
tuanya.Ia tak sabar mempersembahkan Al-qur’an cantik itu kepada Qonita
anaknya.Namun alangkah kagetnya ibu Qonita ketika melihat rumahnya sudah hitam
terbakar api.Ia tersungkur seketika,meletakkan lututnya pada tanah yang penuh
dengan abu.Ia tak melihat kedua anaknya,air mata nya mengucur deras mengira anaknya
terjebak didalam rumah yang terbakar itu.Kepala nya tertunduk,tangan nya erat
merangkul Al-qur’an,air mata nya mengalir basahi wajah nya yang lelah itu.Ia
tak menghiraukan langkah kaki yang menghampirinya,karena ia terlalu larut dalam
kesedihan sehingga tak memperhatikan kedua anaknya yang sudah berdiri tegap
dihadapan nya.
“IBU….!!”sapa kedua anaknya seraya
memeluk tubuhnya.Kepala sang ibu terngadah keatas melihat kedua anaknya yang
datang menghampirinya.Ia tersenyum haru melihat anak-anaknya utuh tanpa
kekurangan suatu apapun.
“Ibu,maafkan
Nita yang lupa mematikan kompor”kata Qonita dengan penuh rasa menyesal.
“Tidak
apa-apa sayang,yang penting kalian selamat.Ini sudah kehendak dari yang maha
kuasa,ibu ada sesuatu buat kamu sayang.Terimalah Al-qur’an ini,seorang wanita
memberikan ini untuk kamu”tutur sang ibu sambil memberikan sebuah Al-qur’an
kepada Qonita.
“Alhamdulillah
ibu,Nita sangat senang menerima ini.soalnya Al-qur’an kecilNita sudah hangus
terbakar api didalam sana.Tapi bagaimana dengan rumah kita ibu?”tanya Qonita
seraya membuka-buka Al-qur’an dan menemukan sebuah amplop didalamnya.
“Ini
apa bu?”tanya nya lagi kepada ibunya.
Akhirnya ibunya menjelaskan kepada
kedua anaknya darimana mendapatkan uang tersebut.Qonita tersenyum mendengar
cerita ibunya yang bertemu dengan seorang wanita dermawan yang memberikan nya
sebuah Al-qur’an dan sejumlah uang.Mungkin inilah jalan yang diberikan
Allah,setelah kehilangan rumahnya,mereka dianugerahi rezeki melalui cara yang
tak terduga.Sebuah Al-qur’an untuk Qonita mengantarkan mereka pada kedamaian
dunia,kedamaian menghafal Al-qur’an dan kedamaian mensyukuri nikmat.Kini mereka
menempati rumah kecil yang dibeli nya menggunakan uang didalam amplop
tersebut,disana mereka hidup sederhana dan bahagia.
SELESAI