Minggu, 25 Mei 2014

Kumpulan Cerpenku



Cinta Pra-Opspek,Cinta Palsu?
Oleh:Samsidar
Pagi itu adalah hari pertama aku menginjakkan kaki di bumi Kampus ini.Banyak hal yang kami lakukan disana,berawal dari kenal-kenalan dengan teman-teman cewek sampai sahut-sahutan dengan kenalan cowok.Berawal dari tukaran nomor hp hingga tukaran nomor sepatu,berawal dari pandang-pandangan hingga ke jadian.Upss..kebongkar deh rahasia Negara.
Aku duduk tepat dibelakang sicowok berbadan kurus cenderung gemuk itu,wajah nya tak begitu tampan tapi setidaknya bibirnya seksi dan senyuman nya manis.Em gula kali ya manisJ.Kata demi kata dia lontarkan untuk bahan perbincangan diantara rekan calon mahasiswa yang tak seberapa ini.Ya..tak seberapa,ada si Nayla mantan  jurusan IPS tapi nyasar ke fakultas kelautan.Ada si Bogen anak STM melanjutkan kuliah ke fakultas Ekonomi.Hm Cuma aku dan dia yang sesuai jurusannya.Apalagi kalau sudah bicara tentang jurusan Cinta,Dia itu paling ahli menggoda wanita.Dan aku paling bodoh dalam bercinta,Ntah karena apa aku menerimanya,mungkin karena berfikir ada tebengan buat ke Kampus kali ya?
Sudah tiga kali aku PHP-in,keempat kalinya aku terima.kenapa diterima?ya..waktu itu hari ulangtahun nya,sayang kalo gak diterima.Kan kalau orang-orang bertanya tanggal jadian sedikit keren tuh karena jadian nya tepat hari ulang tahun si dia,apalagi kado ulangtahun nya aku buat sendiri pakai tangan.Ya iyalah pakai tangan masa pake kaki sih.
Kencan pertama malam mingguan,tempat karaoke Bagio sudah menunggu kedatangan aku dan dia.Sempat berfikir bakalan seru ni nyanyi berdua biar romantis gitu.Tapi bukannya romantis yang didapat,rencana nyanyi buat duet batal seketika,yang ada malah nyaber lebih tepatnya nyanyi bareng-bareng.Menurut aku,dia kampung banget sih masa teman-teman nya ikut-ikutan kencan?kalau gak gangguin sih gak apa-apa,nih baru turun dari motor aja sudah ributL.Kencan pertama gak berjalan mulus.Banyak kurcaci pengganggu sih.
Hari-hari kujalani hubungan dengan nya dengan cara yang membosankan.kenapa tidak?jelas,dia datang ke kos-an ku,sudah ngbrol kira-kira 4-6 jam terus pulang.Besoknya sedikit meningkat lah.bedanya,biasanya datang hanya tangan kosong kini dia membawa sebatang coklat silverquen.ya..lumayan lah dari pada tidak sama sekali.Begitulah seterusnya hingga hubungan kami menginjak waktu 1bulan.
Waktu itu Nafsuku sedang berada diujung samudra,apalagi dia?mungkin nafsu nya sebesar tembok raksasa cina.Ya..tidak perlu dibilang kejadian apa yang kami lakukan yang jelas keperawananku masih utuh dan tak ada cacat sedikitpun.Dari kejadian itulah,timbul rasa muak ku terhadap si dia.Memang sih bukan salah dia saja,tapi tetap saja dia yang kurang ajar.Berani-beraninya merusak citra seorang wanita berjilbab seperti aku.Aku sempat merenungkan bahwa akulah yang terlalu lebai,dimana-mana juga gak ada kali orang pacaran gak pegang-pegangan.jadi menurut si dia dan teman-teman hal itu wajar dilakukan oleh sepasang kekasih.Tapi rasa menyesal ku selalu datang menghantui,karena memang sebelumnya aku tak pernah sentuhan dengan laki-laki apalagi sampai elus-elusan.Orang sedikit heran sih melihat seorang wanita berjilbab yang degil dan brutal ini tak pernah pacaran sebelumnya.Tapi mau bagaimana lagi hal itu membuat ku geli dan merasa berdosa.
Keputusanku sudah bulat seperti lingkaran,akhirnya kata-kata putus pun terlontar dari bibirku yang merah ini.Tapi dia tak ingin putus dariku,ia mengaku sudah terlanjur cinta pada diriku.Ia berjanji akan merubah sikapnya yang terlalu nakal terhadap wanita,ya..apa boleh buat aku juga sudah terlanjur sayang kepadanya.Aku pun memberi nya kesempatan kedua untuk berubah,bermula dari jarang bertemu hingga ia tak pernah menyentuh tubuhku.Aku merasakan perubahan sikap pada dirinya,kini ia tak lagi melirik bagian tubuh wanita yang sedikit rentan dari birahi.Dia selalu meminta izin untuk memegang tanganku yang mungil ini,tapi malang nya dia tak pernah ku beri izin untuk menggapai jemariku ini.
Hubungan kami sudah berjalan hampir 3bulan.Suka duka kami jalani bersama,hingga suatu ketika aku harus beranjak dari kos ku yang lama menuju ke kos yang baru karena sesuatu hal.Di tempat kos yang baru ini mengasyikkan,tetapi tidak bagi si dia.kenapa demikian?tentu saja tidak.Ibu kos melarang kami menerima atau membawa teman lelaki masuk ke dalam rumah.Kalaupun ada teman lelaki yang datang itu hanya boleh berdiri dibatas pagar.
Hal itu mendukungku untuk memutuskan hubungan lagi dengan si dia,setelah jarang bertemu aku menjadi bosan terhadapnya.SMS nya saja tiap hari selalu menanyakan hal yang sama,yaitu “sudah makan?,sudah mandi?” dan sejenisnya.Aku baru sadar bahwa selama ini aku selalu berusaha menjauhinya,sebatas sayang mungkin ada tapi tidak untuk cinta.Itulah yang menjadi alasan terkuat agar aku dapat melepaskannya.Menurutku dia adalah lelaki yang baik hati,penyayang dan pengertian.Tapi kenapa aku bisa setega itu mengecewakannya?
Cintanya begitu dalam terhadapku sampai ia rela menggadai HP nya untuk menukarkan motornya yang ada dibengkel untuk mengantarku membeli sesuatu.Aku tidak tahu kenapa aku jahat terhadapnya,dan bahkan aku tidak mengerti apakah aku cinta atau tidak terhadapnya.Tapi itulah nyatanya,menurutnya aku adalah virus yang selalu melukai hatinya.Dia tidak tahu bahwa aku juga sakit melakukan itu,airmata ku pun sempat mengalir karena memikirkan dirinya.Aku tak ingin memberinya bingkisan kado yang indah lagi tapi didalam kado tersebut terdapat jarum yang patah.Aku tak ingin melihatnya luka lebih dalam lagi karena cintaku yang menurut nya palsu untuk dirinya.
Kali ini aku adalah sosok orang yang benar-benar tak berperasaan,dengan gampang nya aku memutuskan nya dan menyuruhnya mov on dari diriku.Mungkin benar kata si dia bahwa cintaku selama ini adalah cinta palsu.Aku hanya takut hukum karma berlaku pada diriku,aku takut kejadian yang menimpa si dia akan terlempar pada diriku.Tapi itulah yang harus aku hadapi,menerima semua konsekuensi dan efek samping yang ada.Aku rela dirinya membenci diriku,karena hanya itulah yang membuat dia bisa melupakan diriku.Aku hanya berharap agar ia tak pernah lagi disakiti oleh wanita yang ia cintai.Begitu juga halnya dengan diriku semoga aku bisa belajar lebih jauh tentang cinta dari kejadian ini.Itulah cinta pra-opspek yang terlalu singkat jalan ceritanya.Mengenal seseorang dalam waktu singkat dan menjadikannya kekasih untuk melengkapi diri,yang tak tahu akhir kisah nya akan menyedihkan seperti ini.


SELESAI


      
Cerpen Agama
Tuhan yang Tahu
Oleh:Samsidar
       Pesantren Al-Madani adalah pondok terkenal didaerah Tanjungpinang.Dimana aku dibesarkan  dan dididik di Pondok itu.Banyak pengajaran yang aku dapatkan disana,mulai dari menutup aurat,berbahasa arab,mempelajari tentang ilmu fikih,hingga menghafal Al-Qur’an.
            Usiaku 18tahun,usia dimana para pelajar tamatan SMA akan melanjutkan kuliah.Namun tidak dengan aku,Orangtua ku tak mengizinkan aku melangkahkan kaki dari pondok tercinta ini,alasan mereka aku akan terpengaruh oleh pergaulan diluar sana.Universitas Negeri Malang adalah Universitas yang aku dambakan semenjak kecil,karena banyak lulusan dari Univesitas tersebut menjadi orang-orang yang hebat dan bepengetahuan luas.Tak terkecuali abang kandungku yang  menjadi seorang Arsitek terkenal di kota ini.Namun ntah mengapa Abi dan Umi tak merelakan aku menjadi orang sukses diluar sana.Mereka lebih senang jika melihat aku mengabdi pada pondok ini.
            Aku berusaha berfikir positif atas larangan yang dilakukan Abi.Mungkin memang sebaiknya aku belajar dan mengabdikan ilmuku pada pondok ini.Walaupun ilmu yang kumiliki belum setara dengan pengetahuan yang dimiliki ustad dan Ustazah yang ada dipondok ini,tetapi Abi dan Umi percaya akan pengetahuan yang aku miliki.Akhirnya aku pun memegang Amanah dan berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan Abi dan Umi kepada diriku.
            Kegiatan di pondok ini pun berjalan seperti biasa.Aku ditetapkan sebagai ustazah asuh di Asrama Az-zahra,yaitu sebuah asrama putri yang menempatkan anak-anak penghafal qur’an.Setiap hari para santriwati harus menyetorkan hafalan nya kepadaku.Aku sangat senang mempunyai anak asuh yang usia nya tidak terlalu jauh dariku,sehingga mereka sering berbagi cerita kepadaku.Setidaknya hal itu bisa mengurangi kejenuhan dalam hidupku.
Suatu ketika aku masuk kedalam kelas untuk memberi pelajaran bahasa arab kepada para santriwan dan santriwati di Pondok Madani.
“Maaza darsunal’an ?.
“Darsunal’an al-lughatul al-arobiyyah ya ustazah..”
“Aiwa,kaifa halukum ya ukh wa ya akh?”
“Alhamdulillah innana bilkhoir ya uz..”
“Ba’din,ba’da narju’u min haza faslun,antum daiman izhabi ilal maktabi summa ista’ir kitabun fi huna wahid Kaman laba’sa,summa qoro’i.Fahimtum?”
“Wahimna ya uz..”
            Setelah pelajaran bahasa arab selesai,aku berjalan keluar kelas menuju asrama.Aku melanjutkan hafalan ku yang hampir khatam 30juz.Banyak hal yang harus dihindari ketika ingin mengafal Ayat Al-Qur’an.Seperti,mengurangi berbicara yang kotor,tidak menggunjing,dan menjaga pandangan.Namun hal itu dapat aku lewati berkat tekad kuatku untuk menggenggam Al-Qur’an pada hatiku.
            Abi selalu memberiku pengajaran yang bermanfaat tentang agama,sehingga aku menjadi anak yang penurut dalam keluarga.Aku selalu mendengarkan nasehat Abi dan juga Umi.Hingga akhirnya aku harus menuruti permintaan mereka agar tak melanjutkan kuliah di Universitas yang aku impikan.
            Tepat hari jumat pagi aku bersiap-siap untuk mengajar ilmu nahwu pada santriwati,namun alangkah kagetnya aku mendengar kabar dari Abi yang menyatakan bahwa Umi jatuh pingsan ketika berjalan kaki menuju pasar.Dengan cepat aku berlari menemui Umi.Aku khawatir akan kesehatan Umi,karena memang beberapa hari terakhir ini Umi sering mengalami pusing dan Pingsan secara tiba-tiba.Aku tak ingin kejadian yang menimpa nenek terulang lagi pada Umi ku.
            Umi pun segera dilarikan kerumah sakit,Dokter memfonis usia umi tidak betahan lama,mungkin hanya berkisar dua sampai tiga hari lagi.Aku pun meneteskan air mata seketika mendengar kabar tersebut.Aku berusaha tidak mempercayai kata-kata dokter tersebut,karena bagiku kuasa Allah lah yang paling mutlak.Selama dua hari ini aku merawat dan menemani Umi yang diopname dirumah sakit kemuliaan.Beliau kelihatan semakin kurus dan semakin melemah.Aku seakan hancur melihat penderitaan yang Umi alami.Kenapa tidak aku saja yang memikul penyakit ini?Aku hanya butuh waktu yang lebih lama agar bisa terus bersama-sama Umi.
“Umi yang kuat ya,Umi ingin melihat ana mengabdi lebih lama kan di pondok kita ini?”kataku kepada umi.
“Na’am ya ukh,umi sayang sama anti..anti harus berjanji pada umi akan selalu mengabdi pada pondok dan menjadi wanita yang kuat nantinya dalam menghadapi cobaan”.Jawab umi dengan lembutnya.
“Na’am ya umi,umi harus kuat..Allah itu sayang sama umi”kataku lagi sambil menatap wajah umi.
“Karena Allah sayang dengan umi makanya umi harus kembali kepada Allah”lontar umi seraya mengelus-elus jemariku.
“Umi,istighfar wa qoro’a syahadah mi”kataku sambil meneteskan airmata.
Setelah mengucap istighfar dan membaca kalimat syahadah Umi pun menutupkan mata dan berhenti mengelus jari-jariku.Tak ada kata lain yang bisa ku ucap selain “Innalillahi wa innalillahi rooji’un” dan meneteskan air mata sederas-derasnya.Aku memeluk erat tubuh umi ku.Aku berusaha mengikhlaskan kepergian umi,karena dengan ikhlas Umi akan tenang berada si sisi Allah.Aku tak tau bagaimana perasaan Abi melihat umi pergi untuk selamanya,yang Abi lihatkan padaku adalah sikap tegarnya seraya berkata kepadaku”Tuhan yang Tahu atas musibah ini”.Aku pun tersenyum haru mendengar ucapan Abi yang dilontarkan kepadaku.Dari peristiwa ini aku belajar tawakkal kepada Allah,karena hanya Allah lah yang yang tahu atas semua rencana yang diberikan kepada umat-Nya.


SELESAI




Al-Qur’an untuk Qonita
Oleh:Samsidar
Dia seorang remaja putri yang berusia 13tahun.Ia terlahir dari latarbelakang keluarga yang tak utuh,ia memiliki seorang ibu dan seorang adik laki-laki.Sedangkan ayah nya sudah 12tahun pergi meninggalkan keluarganya.Remaja yang kerap disapa Qonita ini memiliki kelainan fisik yaitu kaki sebelah kanan nya berukuran 10cm lebih pendek dari kaki sebelah kirinya.Namun hal itu tak membuatnya malu dan patah semangat dalam menjalani hidup.
Suara azan terdengar menunjukkan waktu solat shubuh tiba,Qonita terbangun seketika dan mengejutkan ibunya untuk melakukan solat shubuh secara bersama.Setelah solat,Qonita melanjutkan pengajian disalah satu surau yang ada disekitar tempat tinggalnya tersebut.Sehari-hari Qonita selalu menunjukkan perilaku yang baik kepada semua orang,tak terkecuali kepada ibu dan adik tercintanya.
Kemana-mana Qonita selalu membawa Al-qur’an kecilnya,menurut nya Al-qur’an dapat menjaga nya dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang.Sehingga ketika Al’quran kecilnya hilang ia merasa sedih.Untung saja Al-qur’an nya itu dapat ditemukan dengan cepat,karena jika tidak, mungkin ia tidak bisa menghafal ayat Al-quran lagi karena ia tak mempunyai uang seserpun untuk membeli Al-qur’an yang baru.Selain menjadi anak yang bebakti,Qonita juga terkenal sebagai hafizah dikampung nya tersebut.
Suatu hari Qonita sedang asik menghafal surah al-waqi’ah,sedangkan ibu nya sedang beristirahat disamping anak yang bertubuh mungil itu.Sang ibu meneteskan airmata dan berusaha menyembunyikan kesedihan nya dari hadapan Qonita,ia memalingkan wajah nya seraya memikirkan masa depan pendidikan anaknya tersebut.Ia merasa tak mampu lagi untuk menyekolahkan anaknya.Pekerjaan nya hanya sebatas Tukang Sapu jalanan,penghasilan nya hanya berkisar 15ribu hingga 20ribu dalam sehari.Qonita berpura-pura tak memperhatikan ibunya yang sedang menangis,ia beranjak dari kamarnya sambil menahan tangis karena tak kuasa melihat ibunya yang sedang terbaring lelah.Qonita tahu bahwa ibunya sedang memikirkan masa depan anak-anaknya.
Akhirnya Qonita bertekad untuk mencari pekerjaan sampingan guna membantu ibunya yang sudah berjuang merawat nya dari kecil tanpa adanya peran seorang suami dalam hidupnya.
“Ibu,ada yang mau Nita bicarakan kepada ibu”kata Qonita dengan lembut.
“Tentang apa sayang?,tentang Al-qur’an yang kamu inginkan itu?sabar dulu ya sayang tunggu ibu ada uang pasti nanti ibu belikan untuk kamu,kan Al-Qur’an kecil mu masih bisa digunakan?”tutur ibu Qonita sambil memegang bahu kiri anaknya.
“Tidak bu,bukan itu,Nita tak ingin memaksa ibu buat itu,Nita tahu ibu tidak memiliki uang,makanya Nita ingin ikut ibu bekerja.Boleh ya bu?”pinta Qonita kepada ibunya.
“Jangan sayang,kamu itu harus nya sekolah baik-baik bukan membantu ibu.Ibu akan berusaha lebih keras agar kamu dan adikmu tidak putus sekolah.Ibu minta maaf ya belum bisa memberikan yang terbaik untuk kalian”lontar ibu Qonita seraya menyembunyikan kesedihannya.
“Tapi bu….”
“Husst sudah,ibu berangkat kerja dulu ya.Lanjutkan hafalan mu nak,jaga adikmu baik-baik.Jangan lupa matikan kompor didapur,ibu tadi memasak nasi tapi ibu tak sempat mematikannya”perintah ibu kepada Qonita.Qonita pun menganggukkan kepala karena tak terbiasa membantah perintah ibunya,apapun yang dikatakan ibunya ia selalu menurut.
            Qonita masuk kedalam rumah dan melanjutkan hafalan pada surah Ar-rahman,sedangkan adiknya yang berusia 7tahun itu bemain bersama teman-temannya diluar rumah.“Arrohman..allamal Qur’an..allamahul bayan…” takrir Qonita dengan fasih.Ketika Qonita sedang asik menghafal ayat Al-qur’an tiba-tiba terdengar suara tangisan adik nya dari luar rumah,Qonita pun berlari seketika meninggalkan Al-qur’annya diatas meja .Ternyata adiknya terjatuh ketika berlari dan menyebabkan luka memar pada bagian lututnya.Dengan cepat Qonita berlari masuk kearah dapur untuk mengambil air hangat,namun alangkah terkejut nya Qonita ketika melihat kobaran api sudah menyambar ruangan tengah beserta kamarnya.Ia baru teringat akan pesan ibunya untuk mematikan kompor,dan hal itu menyebabkan sijago merah menghanguskan segala isi rumah,termasuk Al-qur’an kecil milik Qonita.
            Qonita berusaha menyelamatkan benda-benda yang bisa digapai namun hal itu sia-sia.Tak ada satu pun barang yang dapat diselamatkan,selain pakaian yang dikenakan Qonita bersama adiknya.Ia hanya bisa menangis dan meraung melihat rumahnya dikelilingi sijago merah.Orang-orang disekitar Qonita sibuk berlarian mengambil air untuk meredamkan api yang membakar rumah seorang ibu yang memiliki dua anak itu,karena ukuran rumah yang tak begitu besar kobaran api pun secara perlahan-lahan dapat dipadamkan.Qonita berlari masuk kedalam rumah yang hampir roboh dengan keadaan hangus sebagian itu,tak ada hal lain yang diinginkan nya selain dapat menemukan Al-qur’an nya kembali.Namun usaha nya sia-sia,bagaikan menuang air pada gelas yang bolong.Tentu saja Al-qur’an yang berukuran kecil itu habis terbakar api dan tak meninggalkan sisa.Ia hanya bisa menggumpalkan rasa penyesalan nya terhadap dirinya sendiri yang lupa mematikan kompor.
            Sedangkan disisi lain,seorang ibu yang tengah membersihkan jalanan tiba-tiba mendapatkan rezeki yang tak terduga.Setelah ia menyelamatkan dan mengembalikan sebuah tas mewah milik seorang wanita berjilbab,seorang ibu yang memiliki dua anak ini dihadiahkan sebuah amplop yang berisikan uang dan sebuah Al-qur’an.
“Ibu terimakasih banyak atas kejujuran ibu yang telah mengembalikan tas saya,terimalah ini bu sebagai sedekah saya kepada ibu,karna saya tahu ibu pasti tidak akan menerima ini jika saya katakan sebagai imbalan atau tanda terimakasih saya kepada ibu”kata wanita berjilbab itu seraya menyodorkan sebuah amplop berisikan uang.
“Oh jangan neng,saya ikhlas melakukan ini”tolak ibu Qonita  sambil melirik Al-qur’an yang ada didalam tas wanita tersebut.
“Ibu,kita hidup didunia untuk saling tolong-menolong dan menyisihkan sedikit harta kita kepada orang yang membutuhkan.Dan ibu pasti membutuhkan ini,saya mohon bu terimalah ini”kata wanita itu seraya memperhatikan mata ibu Qonita yang selalu melirik Al-qur’an didalam tas nya.
“Tidak apa-apa neng,saya ikhlas kok”jawab ibu Qonita lagi yang masih sibuk melirik Al-qur’an yang ada di tas wanita tersebut.
“Ibu,kalau begitu terimalah yang satu ini,sepertinya ibu lebih tertarik pada Al-qur’an ini”tawar wanita itu sambil mengeluarkan Al-qur’an dari dalam tas nya.
“Ekh..maafkan saya neng sudah lancang melirik isi tas eneng,tp sebenarnya anak saya sudah lama menginginkan sebuah Al-qur’an cantik seperti yang ada didalam tas eneng”kata ibu itu dengan kepala tertunduk.
“Subhanallah,ambillah ini bu”tutur wanita itu seraya menyodorkan sebuah Al-qur’an dan menyelipkan sebuah amplop didalam nya kepada ibu Qonita.
“Alhamdulillah Ya Allah…terimakasih banyak neng,saya yakin pasti anak saya akan senang menerima ini”ucap ibu Qonita tanpa menyadari sebuah amplop telah terselip didalam Al-qur’an tersebut.
Ibu Qonita pun pamit dan berlalu meninggalkan wanita tersebut.Dengan senang nya Ibu Qonita berlari menuju rumahnya sambil memeluk Al-qur’an yang didambakan putri tuanya.Ia tak sabar mempersembahkan Al-qur’an cantik itu kepada Qonita anaknya.Namun alangkah kagetnya ibu Qonita ketika melihat rumahnya sudah hitam terbakar api.Ia tersungkur seketika,meletakkan lututnya pada tanah yang penuh dengan abu.Ia tak melihat kedua anaknya,air mata nya mengucur deras mengira anaknya terjebak didalam rumah yang terbakar itu.Kepala nya tertunduk,tangan nya erat merangkul Al-qur’an,air mata nya mengalir basahi wajah nya yang lelah itu.Ia tak menghiraukan langkah kaki yang menghampirinya,karena ia terlalu larut dalam kesedihan sehingga tak memperhatikan kedua anaknya yang sudah berdiri tegap dihadapan nya.
            “IBU….!!”sapa kedua anaknya seraya memeluk tubuhnya.Kepala sang ibu terngadah keatas melihat kedua anaknya yang datang menghampirinya.Ia tersenyum haru melihat anak-anaknya utuh tanpa kekurangan suatu apapun.
“Ibu,maafkan Nita yang lupa mematikan kompor”kata Qonita dengan penuh rasa menyesal.
“Tidak apa-apa sayang,yang penting kalian selamat.Ini sudah kehendak dari yang maha kuasa,ibu ada sesuatu buat kamu sayang.Terimalah Al-qur’an ini,seorang wanita memberikan ini untuk kamu”tutur sang ibu sambil memberikan sebuah Al-qur’an kepada Qonita.
“Alhamdulillah ibu,Nita sangat senang menerima ini.soalnya Al-qur’an kecilNita sudah hangus terbakar api didalam sana.Tapi bagaimana dengan rumah kita ibu?”tanya Qonita seraya membuka-buka Al-qur’an dan menemukan sebuah amplop didalamnya.
“Ini apa bu?”tanya nya lagi kepada ibunya.
            Akhirnya ibunya menjelaskan kepada kedua anaknya darimana mendapatkan uang tersebut.Qonita tersenyum mendengar cerita ibunya yang bertemu dengan seorang wanita dermawan yang memberikan nya sebuah Al-qur’an dan sejumlah uang.Mungkin inilah jalan yang diberikan Allah,setelah kehilangan rumahnya,mereka dianugerahi rezeki melalui cara yang tak terduga.Sebuah Al-qur’an untuk Qonita mengantarkan mereka pada kedamaian dunia,kedamaian menghafal Al-qur’an dan kedamaian mensyukuri nikmat.Kini mereka menempati rumah kecil yang dibeli nya menggunakan uang didalam amplop tersebut,disana mereka hidup sederhana dan bahagia.
SELESAI

Kumpulan cerpenku



Cerpen Sahabat
Sahabat dirumah Kardus
Oleh:Samsidar

Aku terbangun dari tidurku,namun aku merasakan hal yang berbeda disekelilingku.Kardus-kardus serta lampu teplok berisikan minyak tanah tidak ada lagi didekatku.Pikiranku melayang melihat semua ini.Tergumam dalam hatiku bahwa aku sedang bermimpi,namun kutamparkan pipiku terasa sakit,lalu kucubit keras tanganku dan…”Aw” terasa sakit.Aku tak pernah berfikir sebelumnya bahwa aku bisa meletakkan tubuhku diatas kasur yang tebal,menyelimuti tubuhku dengan selimut yang lembut dan dapat memeluk guling yang bersih dari kotoran.Aku masih tak percaya hal ini dapat terjadi dalam pejaman mata sehari semalam.Apakah ini cerita dalam khayalan?
Aku berdiri melihat sekelilingku,biasanya disudut kanan cahaya lampu teplok masih menyala dan akulah yang akan meniupnya,sedangkan temanku disudut kiri masih dalam keadaan tertidur pulas.Kini pemandangan 360 derajat berubah,aku tak melihat teplok itu dan sahabatku…”Kemana Tina?” aku tersentak kaget mengingat sahabatku.Kucarinya dikamar mandi dan lemari tapi tidak terlihat sosok sahabatku yang separuh tinggi cenderung pendek itu.Barang mewah dalam kamar ini tak membuatku tersenyum lagi ketika aku teringat akan Tina.Aku berlari menuju pintu namun pintu terkunci dari luar sehingga aku tak dapat membukanya,akhirnya aku melompat dari jendela agar bisa keluar.Tak hilang semangat untuk mencari sahabatku tersebut aku pun terus berlari menuju pagar,namun tiba-tiba sosok wanita cantik mengejar dan memanggil ku dengan sebutan Rina.Mungkin ia menemukan tulisan nama itu dibagian bajuku.Aku berhenti dan melihat kearahnya,kakiku kaku mulutku ternganga dan mataku tak berkedip melihat wanita itu,sebegitu cantik nya wanita tersebut hingga membuat aku terdiam sejenak?
Wanita itu menyapa dan menatapku dengan penuh senyuman seraya memegang kedua bahuku “Rina sudah sadar?”.Aku hanya diam dan tetap ternganga hingga mengeluarkan cairan putih kental mengenai bajuku.Dia menyadarkanku dari lamunan sejenak,aku terkaget dan dengan cepat mengusap ludahku yang mencair disela bibir hingga daguku,ia tersenyum geli melihat tingkah ku.Kemudian wanita yang kerap disapa Melodi itu mengajak ku sarapan pagi karena ia khawatir terhadap ku yang ditemukan pingsan semalaman didekat lampu merah persimpangan jalan.Aku menolak mentah ajakan nya karena yang aku inginkan adalah betemu sahabatku Tina.
“Tina mana?,dia pasti belum makan juga kak,kakak ngerti dong kami itu sudah bersahabat semenjak kami hidup dijalanan,pasti sekarang dia sedang ngamen untuk mengumpulkan uang”.tutur kataku cepat dengan rasa khawatir terhadap Tina.Kak Melodi pun bingung dengan perkataanku,ia menggelengkan kepala dengan mata mengkerut memandangku.Lalu ia memaksa ku masuk kedalam rumah dengan perjanjian akan mempertemukan aku dengan tina,karena jika ia tak bicara begitu aku tak akan pernah beranjak dari tempatku berdiri.
Setelah sarapan dan membersihkan semuanya aku pun kembali menagih janji pada wanita itu,namun ia tetap tak mengerti dengan kata-kata yang ku lontarkan.Akhirnya aku menceritakan semuanya tentang hidupku dan Tina yang harus merasakan kerasnya hidupnya dijalanan,yaitu tidur hanya beralaskan Koran dan kardus bekas.
***
Teringat kisah dengan sahabatku Tina.Dia adalah sosok sahabat yang setia,humoris juga perhatian.Tak pernah sebelumnya aku menemukan teman sepertinya,selalu menemani dan menjagaku dari kejahatan apapun yang dapat melukaiku.Walaupun tubuhnya kecil tapi ia mampu menjaga tubuh tinggi yang memiliki daya tahan tubuh lemah seperti aku.
Hari-hari ku lalui bersama Tina.Senang,duka,sedih,canda dan tawa.Aku tidak pernah menyesal dilahirkan kedunia dengan keadaan yang kekurangan ini,karena aku selalu merasa bahagia dengan kehadiran Tina dalam hidupku,ia selalu membuatku tersenyum walaupun susah mendapatkan sesuap nasi.
Suatu ketika,kami melakukan aksi seperti biasanya,yaitu benyanyi gila-gilaan dengan diiringi musik pukulan galon yang dimainkan oleh Tina.Kerap kali kami lakukan itu agar kami dapat bertahan hidup.”Seribu…dua ribu…enam ribu…delapan ribu…”,ku hitung penghasilan hari ini,tidak begitu memuaskan tapi setidaknya kami bisa membeli sebungkus nasi untuk berdua.Begitulah seterusnya hidup kami ketika dijalanan.
***
Kak Melodi secara tak sadar mengeluarkan airmata setelah mendengarkan cerita hidupku.Ia memelukku dengan tangisan dan menatap mataku dengan senyuman bangga terhadapku seraya berkata “Rina,kita cari Tina sekarang!”.Aku pun terdiam menganggukkan kepala dengan diiringi keadaan hati yang begitu senang.
Tepat jam sebelas siang,Aku dan kak Melodi bergegas menaiki mobil untuk mencari Tina.Tempat pertama yang kami kunjungi adalah dilampu merah pesimpangan jalan,tempat ditemukannya aku dalam keadaan pingsan.Dengan cepat aku keluar dari mobil dan belari seraya berteriak memanggil Tina,namun sia-sia.Kak melodi pun menggelengkan kepala dan mengangkat bahunya dihadapan ku.Aku tertunduk sedih,rasa khawatir begitu dalam terhadap sahabatku Tina,terbesit dalam pikiranku”apakah aku bisa memeluk Tina lagi?”.
Kak Melodi memberi ku semangat dan berusaha membuatku ingat dengan jalan menuju rumah kardusku.Hampir semua perempatan lampu merah yang ada didaerah ini kami telusuri,namun tetap tak berhasil untuk bertemu dengan Tina.Hari pun semakin sore,kak Melodi akhirnya mengajakku pulang.Dengan raut wajah sedih aku pun menuju mobil dan kembali kerumah mewah.
***
Waktu itu aku dan Tina mengamen dijalanan,menyanyikan lagu kebangsaan rumah kardus dengan ceria pada orang-orang yang menunggu lampu hijau menyala.Ku ketuk kaca mobil dan menyodorkan kotak uang dengan harapan ada beberapa lembar uang dimasukkan bapak itu kedalam kotakku.Namun tidak sesuai harapan,jangankan uang kaca mobil nya saja tidak dibuka.Tergumam dongkol dalam hatiku”Dasar sombong!!”.Aku pun berjalan  berniat menghampiri Tina yang sedang ngamen disimpang jalan,tapi tiba-tiba 2orang berjaket hitam dengan cepat menggendongku dan membawaku pergi jauh dari hadapan Tina.Tina pun berteriak seraya berlari mengejar mobil yang mengangkutku.Namun sia-sia,langkah kakinya tak mampu mengejar mobil yang begitu cepat jalannya.Aku pun menangis sambil menggeliat berusaha lepas dari sekapan dua penjahat ini.
Aku terpisah dari sahabatku,aku tak tau apa maksud penculik ini menangkapku.Mobil pun berhenti disuatu tempat,diseretnya aku keluar dari mobil dan diserahkan nya aku pada laki-laki separuh muda cenderung tua.Rasa takut menyelimuti otak juga ragaku.
“Lepaskan aku!!,apa mau kalian semua?tanya ku dengan penuh amarah
“Diam kau bocah,kau itu punya tubuh yang bagus,jadi lebih bagus lagi kalau kau dijual pada pak kaya ini.Mengerti??’ jawab penculik itu seraya pergi meninggalkan tempat kejadian.
“Apa?aku tidak mau!!” berontakku
            Aku pun menangis sambil memikirkan cara agar bisa lolos dari lelaki hidung belang itu.Aku pun menendang buah kelamin nya dan bergegas lari,ia mengejarku dengan sekuat tenaga.Aku terus berlari hingga akhirnya “BRAAAK!!..” sebuah mobil menabrak ku dan aku terjatuh tak sadarkan diri.
***
            Sudah 3hari aku menempati rumah kak Melodi,aku selalu memikirkan sahabatku Tina,aku sangat khawatir terhadapnya.Akhirnya aku memutuskan untuk pergi sendiri untuk mencari Tina.Aku menyelinap disebuah pekap sayur jurusan jl.sidoardjo.Aku merasa tak asing lagi mendengar jalan itu,setelah aku ingat-ingat jl.sidoardjo itu adalah jalan menuju ke rumah kardusku.Aku pun semakin semangat untuk mencari Tina.
            Tak lama kemudian aku pun sampai ditempat tujuan,dengan langkah cepat aku berlari menuju rumah kardus dan memanggil-manggil nama Tina.Namun Tina tak beranjak keluar dari rumah kardus itu,aku pun masuk kedalam ternyata Tina sudah terbaring lemah beralaskan Koran.Aku memeluknya erat dan meneteskan airmata.
“Tina…aku kangen ama kamu,kamu kenapa jadi begini?mana Tina yang dulu kuat?”kataku sambil menangis
“Rin..rina..aku senang kamu kembali,kamu baik-baik sajakan?”Tanya Tina dengan keadaan tubuh menggigil.
“Ak..aku dingin Rin,aku gak kuat lagi.”sahut nya lagi dengan wajah pucat pasi.
            Aku pun memeluk Tina untuk menghangatkan tubuhnya.Kata demi kata dia lontarkan kepadaku dengan terbata-bata.Aku tak menyangka Tina yang sekuat itu sekarang terbaring lemah dirumah ini.Aku pun berlari membeli obat dan segera pulang kerumah kardus,betapa sibuknya aku membuka obat dan membangunkan Tina untuk meminum obat tersebut,tapi Tina hanya diam dan tak memberikan respon kepadaku.Alangkah terkejutnya aku ketika memegang urat nadinya tak berdenyut lagi.
“TINA…!!! Aku datang kenapa kamu pergi?kita belum sempat merangkul cerita lagi dirumah kardus ini,kenapa kamu tinggalin aku??”jerit ku dengan tangisan.
            Akhirnya aku pun tersadar bahwa tak ada yang kekal didunia ini,meskipun itu sebuah persahabatan.Aku dipertemukan dengan Tina dirumah kardus ini dan akhirnya harus terpisah ditempat ini jua.Mungkin aku dan dia bisa bersama lagi ketika disurga.Tina,sampai kapan pun kau adalah sahabat terindah dirumah kardusku.


SELESAI




The Biadab
Oleh:Samsidar

            Waktu itu mereka bertemu secara tak bersamaan.Sebuah mata kuliah yang membosankan membuat mereka berempat menyatu dalam kebisingan diruang kelas.Berawal dari sebuah pertemanan yang biasa saja hingga akhirnya mereka membentuk sebuah geng,ya sebut saja nama geng itu adalah “The Biadab”.Nama yang begitu aneh dan tak begitu bagus didengar oleh telinga.Tapi itulah adanya,mereka menyukai keanehan itu dan terus berusaha mencari bahan tertawaan.Mereka berasal dari latar belakang agama dan keluarga yang berbeda-beda.Sema dan Sita adalah 2orang yang beragama islam,sedangkan Maura dan Merta memeluk agama Kristen.Tapi dari perbedaan itulah mereka mencoba bersatu.Tak ada satupun dari mereka yang mempunyai sifat pendiam atau istilah tenar nya disebut kalem,mereka semuanya pembising dan pencaci humoris.Tiada hari tanpa tertawa,dan hal itu membuat gigi kering dan perut sakit bagi mereka maupun orang lain yang menikmati lelucon mereka.Kalaupun ada sedih,pasti itu tak berlarut karena prinsip mereka adalah senang dan sedih datang nya satu paket.
            Tepat jam 12.00 siang,sema dan sita bersiap-siap untuk berangkat kuliah.Mereka berdua selalu bersama pergi kuliah,ya karena memang mereka satu tempat tinggal atau istilah gaulnya adalah ngekos bareng.Mereka mempunyai kesamaan yaitu sama-sama diberikan anugrah berupa dompet tipis setiap hari kecuali ada momen-momen tertentu baru merasakan bagaimana punya dompet yang tebal.Terkadang Sema tak terima dikatakan sebagai pengguna dompet tipis karena ia merasa dompetnya tebal.Ya...memang terkadang tebal tapi bukan karena uang melainkan karena tumpukan nota belanja tetangga kos dan beberapa koin berlian atau lebih tepatnya koin mata uang seratus rupiah.
            Suatu ketika mereka berempat sedang asik bercanda dihalte tempat menunggu bus yang ada dikampus,tawa itu pun terbawa hingga mereka menginjakkan kaki kedalam bus.Hal itu pun menciptakan suara yang begitu riuh dan bising didalam bus,sehingga salah seorang mahasiswa fakultas lain merasa terganggu dengan kehadiran mereka berempat didalam bus tersebut.Karena Sema yang berkesempatan duduk disamping lelaki yang kerap disapa Bom-bom itu,maka terjadilah sedikit dialog diantara keduanya.
“Hahahaha….”Sema tertawa karena masih asik menikmati lelucon teman-temannya.
“Semester berapa sih kalian?”Tanya Bom-bom kepada sema dengan raut wajah hitam mengkerut.
“Ha???..semester 1 bang.hhaha”Jawab Sema dengan nada bicara sambil tertawa karena masih merasa asik dengan lelucon teman-temannya.
“Oh!!..belagu eh!!” tegas Bom-bom dengan mata sinisnya mengarah pada sema dan teman-temannya.
Sema pun terdiam seketika mendengar perkataan Bom-bom.tapi itu tak membuat Sema berhenti tersenyum dan tertawa,karena ia menikmati balasan sms dari Merta.

“Mer,lihat orang yang duduk disebelah ku ini,badan nya boros sekali.haha”
“Hahaha,aku yakin sem dirimu hanya dapat duduk seperempat kan?lihat saja tubuhnya seperti buntalan karpet!”
“Haha iya Mer,sudahlah gendut,hitam eh belagu pula”.
Percakapan lewat via sms pun terjadi antara Sema dan Merta.Sedangkan Maura dan Sita mengetahui cerita nya setelah sampai dihalte Bintan centre.Mereka berdua tertawa lepas mendengar cerita sema.
            Keesokan harinya seperti biasa mereka pulang kuliah selalu bersama,menuju halte tempat perbentian bus yang ada dikampus.Mereka selalu melakukan hal-hal yang bisa membuat isi bus tersebut tertawa bersama terkecuali Bom-bom,seorang mahasiswa fakultas kelautan semester 7.Seperti biasa,pertanyaan Bom-bom yang dilontarkan kemarin akhirnya  ditanyakan kembali kepada mereka berempat.
“Semester berapa sih kalian?”Tanya Bom-bom dengan alis mata mengkerut.
“Semester satu bang,kenapa memang nya?”jawab Sita dengan nada bicara yang sedikit menantang.
“Belagu eh!”Kata Bom-bom sambil memandang sinis mereka berempat.
“Eh..kenapa pula abang bicara seperti itu?”Tanya Sita dengan nada bicara yang semakin naik.
            Bom-bom pun berlalu meninggalkan The biadab tanpa menjawab pertanyaan Sita.Ya…dia hanya sok-sok berani saja menindas junior tapi nyatanya ia adalah seorang pengecut dan pecundang.Bus akhirnya pun berjalan,ternyata Bom-bom bersama teman-temannya menaiki bus yang sama dengan The Biadab.Percelotehan pun akhirnya terjadi antara kedua geng tersebut.
“Eh!!..belagu sekali sih kalian!baru semester satu saja pun,dasar sok cantik..!”kata Bom-bom
“Ooh…iya memang kami cantik bg! “jawab Maura dengan percaya dirinya.
“Ih,aku taulah kemarin kalian menertawakan aku kan?
“Ha?! Apa?..haha,jangan geer deh bang,kami tuh memang tertawa tapi bukan menertawakan abang!merasa sekali sih  jadi orang serasa dunia hanya miliknya saja!”
“Ya sudahlah kalau tidak ada,bisa diam kan?”kata Bom-bom dengan raut wajah yang sangat memalukan.
            Mereka berempat pun tertawa lebar mendengar kata-kata Bom-bom,hingga akhirnya mereka memberi julukan kepada Bom-bom dengan singkatan BGA,yang arti singkatannya adalah Babi Guling Afrika.BGA adalah penggambaran yang cocok untuk si Bom-bom,karena dia besar gendut seperti babi,kulit nya hitam seperti orang afrika dan gaya nya belagu tak seberapa.
            Begitulah kehidupan The Biadab ketika pulang dari kuliah menaiki bus kampus,selalu tertawa dan menyelesaikan masalah secara bersama,persahabatan yang saling membantu anggota nya dalam keadaan susah maupun senang.Hingga akhirnya mereka harus berhadapan dengan Bom-bom yang selalu tidak senang melihat orang lain tertawa.The Biadab beranggapan bahwa si Bom-bom mungkin mempunyai masalah diluar sana sehingga ia tak suka melihat orang-orang yang tertawa berlebihan.
            Walaupun The biadab adalah pembising dan pencaci humoris,tapi mereka tetap mendoakan Bom-bom agar lulus skripsi dan wisuda dengan baik.Kenapa mereka berdoa seperti itu?Ya…tidak lain  mereka ingin didoakan lulus juga karena mereka akan merasakan bagaimana posisi disemester 7,ya..siapa tau kelak mereka berada diposisi Bom-bom,tidak disukai oleh para junior.

SELESAI



Cerpen Alam
Aku Peduli,Mereka Juga
Oleh:Samsidar

Aku berjalan menyusuriperempatan gang kecil yang ada didaerah Bintan.Ku lihatdisekeliling ku begitu banyak sampah-sampah yang bertaburan tertiup angin,ada juga sampah yang menggunung diselokan air.Itu semua membuat pandangan ku tertuju pada mereka.Ya..mereka adalah orang-orang yang berada disekitar tempat itu.Aku prihatin melihat Desa yang rindang ini ternyata menyelipkan tempat-tempat yang tidak begitu bersih.
Terlintas dalam otakkku ingin membersihkan tempat itu agar terlihat rapi juga bersih.Tapi itu hanya sekilas dalam benakku,bagaimana bisa aku sendiri dapat membersihkan tempat yang begitu banyak tumpukan sampah?.Namun akhirnya aku memutuskan untuk melakukan nya sendiri.Walau ada sedikit rasa malu tapi aku tak menyerah.Aku terus bekerja keras menjilati sampah-sampah dijalanan dan memusnahkan tumpukan sampah kering dengan kekuatan si jago merah.
Aku tidak ingin dikatakan sebagai orang yang sok bersih dan pengatur.Oleh karena nya,aku melakukan hal itu sendiri tanpa mengajak orang-orang yang ada ditempat itu.Tapi alangkah senangnya hatiku,semua yang ku pikirkan tentang orang-orang ditempat itu tidak sejalan dengan apa yang ku bayangkan,mereka tidak tega melihat seorang saja dengan bersusah payah membersihkan semua sampah itu.Bermula dari satu orang yang datang membawa sapu utuk membantuku,hingga akhirnya orang berbondong-bondong datang membantu ku membersihkan tempat itu.
Ketika sedang asik begotong royong,tiba-tiba sebuah motor melintasi jalan digang tersebut dan melempar plastik hitam tepat dibawah kakiku.Selain tidak mempunyai tata krama,Ia juga tak punya kepedulian terhadap lingkungan.Apa maksudnya melemparkan sampah dihadapan ku?atau karena aku memegang sapu hingga ia sekalian menitip sampah itu kepada ku?tidak begitu caranya,bisakah ia turun terlebih dahulu dari motornya lalu dengan sopan meletakkan sampah itu pada tempatnya?.Tapi Ia tak melakukan itu,malah dengan cepatnya ia berlalu meninggalkan sekumpulan oang yang sedang bergotong royong.
Emosi ku pun menaik,tak ku sangka ada orang seperti itu.Untung saja sampah itu jatuhnya tepat dibawah kakiku,sampai saja benda itu mengenai kepala ku dengan tidak segan-segannya aku akan mengejar dan menangkap kepala nya lalu memoleskan sedikit lumpur pada pipinya.
Melihat semangatnya orang-orang itu bergotong royong,aku pun kembali bangkit dan berusaha meredamkan hatiku yang sangat kesal pada lelaki itu.Tak lama kemudian,pekerjaan pun selesai dengan baik.Kupandangi lingkungan disekitar tempat itu,kini terlihat berbeda dari sebelumnya.Karena sebuah sapu,tidak ada lagi sampah-sampah dijalanan.Berkat jasa cangkul dan sekop tidak ada lagi gunung sampah dalam selokan.Dan kalau bukan karena Sijago merah mungkin sampah-sampah kering tidak akan musnah.Aku begitu senang melihat semua itu,timbul rasa semangat yang semakin dalam untuk membersihkan tempat-tempat lainnya.Aku pun beristirahat dibawah pohon rindang dekat perempatan itu,sedangkan disudut kanan masih terlihat beberapa orang sedang memunguti sampah-sampah kecil disekitarnya.
Bercucur deras keringat ku,sebagai tanda sehatnya jasmaniku.Sebotol air Sanford menemani kelelahanku dan melepaskan dahaga dari lemahnya tubuhku.Ketika aku sedang asik memandang lingkungan yang bersih itu,tiba-tiba terdengar suara motor yang tak asing lagi ditelingaku.Setelah ku hampiri ternyata benar,dia datang kembali ketempat itu.
“Hei manusia,buat apa anda kemari?” tanyaku dengan nada sedikit mencela.
“Akh..itu mbak,lihat plastik hitam yang saya lemparkan disini tadi gak?”kata lelaki itu dengan mimik wajah seperti kehilangan sesuatu.
“Oh..sampah itu? Memang buat apa?kan tidak berguna lagi,bukannya anda sudah membuangnya?”jawabaku pada lelaki itu.
“Iya mbak tapi didalamnya terdapat barang penting”tutur lelaki itu sambil menahan emosi.
“Oh,tapi plastik itu sudah terbakar.Jadi bagaimana?”jawab ku santai seakan tak ada salah.
“Apa?! Kamu yang benar mbak,kamu tahu tidak  isi dalamnya apa?”
“Emang isi nya apa?sampah kan?”
“Aduh..ggrrr..disitu ada KTP saya,mbak ini gimana sih masa membakar sampah tidak dilihat dulu!”Tutur katanya kepada ku yang semakin menyolot.
“Heh,yang nama nya sampah mau dibakar ya sudah dibakar saja.Lagipun itu salah anda!,dimana tata krama anda seenaknya saja melemparkan sampah pada orang-orang yang sedang bergotong royong”
“IIhhh….kamu wanita tapi judes ya? Ya sudah saya minta maaf atas kelakuan saya yang tidak sopan itu.Mungkin ini balasan buat saya.Terimakasih sudah menyadarkan saya walau anda menyebalkan!”
            Aku terdiam sejenak mendengar tutur maafnya,aku kira dia akan terus mencaci dan menyerangku,ternyata walaupun ketus dia sudah berusaha untuk minta maaf kepadaku.Akhirnya aku pun mengembalikan KTP itu kepadanya.Aku tidak sebodoh yang orang pikirkan,sebagai mahasiswa tentu aku tahu apa yang harus aku lakukan,yaitu memilah isi penting dari plastik hitam itu.
            Usaha yang kulakukan pun tak berakhir sia-sia,lelaki itu tersenyum geram melihat tingkahku dan mengucapkan terimakasih kepadaku karena telah menyelamatkan KTP nya.Semenjak kejadian itu,ketika ada kegiatan bersih-bersih peduli lingkungan bukan hanya aku saja yang turun ke lapangan tapi dia juga turut serta menemaniku.Ya..sedikit berharap kepadanya,bukan hanya mnemaniku dalam bersih-bersih saja tapi juga menemani ketika hatiku sepiJ


SELESAI







Kebun Teh Milik Ayahku
Oleh:Samsidar

Tak banyak yang dapat kulakukan ketika liburan akhir pekan.Namun aku bahagia karena bisa menikmati segarnya dunia pagi diperkebunan teh milik ayahku.Walaupun tak ada teman sebaya,tapiburung-burung dan pepohonan disini cukup membuatku tak merasa kesepian.
Pagi yang indah menyinari hati dan pikiranku.Begitu sejuknya udara dipagi ini,membuat hatiku pun sejuk seperti menelan salju.Kupandangi ayah dari kejauhan yang sedang memetik daun teh,aku sangat bangga mempunyai seorang ayah yang cinta kepada alam.Walaupun banyak kendala dalam mengolah lahan perkebunan teh ini tapi ayah tak hilang semangat untuk mewujudkan mimpinya,yaitu menciptakan sebuah perkebunan teh yang dapat bermanfaat untuk semua orang.
Suatu ketika ayah kebingungan karena beberapa sisi lahan perkebunannya mengalami kerusakan.sehingga menyebabkan penurunan kualitas daun teh.Oleh karena itu ayah memanggil teman terbaiknya yang ahli dalam bidang budidaya tanaman dan perkebunan teh.Setelah diselidiki oleh temannya tersebut,kerusakan tanaman disebabkan karena adanya tikus-tikus perusak dilahan tersebut.Ayah tak menyangka hal itu dapat terjadi karena selama ini perkebunannya baik-baik saja.Ayah berfikir bahwa ada orang luar yang melakukan hal ini.
***
Sebut saja namanya Tuan Hariyanto,seorang Direktur utama perusahaan Jayapetaka di kota Jakarta.Dia terkenal sebagai orang yang kaya raya,namun kekayaannya tersebut dicapai karena adanya kelicikan dalam berbisnis.Bukan Hariyanto nama nya jika tidak curang dalam hal apapun.Hampir semua lahan pekebunan di desa Bogor diambil alih oleh Tuan Hariyanto untuk bisnis sebuah proyek.Dia memiliki istri simpanan yang kerap disapa Mirna.Mirna mempunyai hubungan yang baik dengan ayahku.Tapi aku tidak tahu,apakah ia benar-benar baik kepada ayahku atau ia hanya berpura-pura baik?
Suatu ketika ayahku menerima tamu,dan ternyata tamu itu adalah tante Mirna.Mataku sinis memandangnya,karena menurut penglihatanku ia adalah orang yang tidak baik.
“Serin…sini salam dengan tante Mirna,beliau ini orang baik.jangan sinis gitu ah lihatnya”.kata ayah seraya memanggilku.
“Dia siapa?Serin gak suka dia disini!”kataku dengan ketus.
“Sayang,tante ini berniat membeli lahan perkebunan teh ayah kamu tapi ayah kamu tidak mau menjualnya kepada tante.Katanya pekebunan ini satu-satunya aset terbesar milik kalian” kata tante mirna kepadaku.
            Aku pun terdiam dan berlalu meninggalkan mereka diruang tamu.pembicaraan pun dilanjutkan oleh ayah dan tante Mirna.Tante Mirna memaksa ayah untuk menjual lahan perkebunannya tersebut.Namun ayah tetap bersikeras mempertahankan aset terbesarnya itu.Karena ayah khawatir perkebunan nya kelak jatuh ditangan yang salah.
“Baiklah kalau begitu pak,saya permisi pulang dulu.Ingat pak kalau suatu saat bapak berubah pikiran untuk menjual lahan ini,hubungi saya segera.Saya siap membantu bapak , percayalah perkebunan ini akan aman ditangan saya pak”kata tante Mirna kepada ayah.
“Ya terimakasih Mir,InsyaAllah saya akan mempertahankan perkebunan ini”kata ayah dengan tegas.

***
            Suatu ketika aku berjalan menyusuri perkebunan teh.Aku menikmati betapa segarnya daun-daun teh itu.Kemudian aku berlari menuju jalan raya,namun tiba-tiba sebuah mobil jeep berhenti disebelahku.Keluarlah dua orang brewok dari mobil itu dan menyeret ku masuk kedalam mobil.Mulutku di lem,tanganku di ikat.Aku tak bisa bergerak dan hanya bisa diam mendengarkan permbicaraan dua penculik itu.
“Hey kamu pegang anak ini yang bener ya,jangan sampe ia kabur.Nanti kita dimarahi pak bos”
“Iya tahu,hehe bentar lagi kita akan menerima bonus dari pak bos karena berhasil menangkap anak ini”
“Ehm pasti,jon foto siapa ini?”
“Eh jangan pegang-pegang,itu foto istri pak bos.Namanya Mirna,cantikkan?”
“Tak disangka pak bos yang setua itu punya istri cantik begini,mendingan sama gue kan jer”
“Hey ngacak dong kamu,mendingan juga ama gue.Sini fotonya biar gue yang megang.”
            Mereka pun memperebutkan foto tante Mirna.Sekarang aku tahu maksud tante Mirna ingin membeli pekebunan teh milik ayah,ternyata ia bekerja sama dengan Tuan Hariyanto untuk sebuah proyek di Jakarta.Aku pun terus berfikir dan mencari cara agar bisa lolos dari dua penjahat yang otak nya dangkal ini.Tak lama kemudian mobil pun sampai di tempat tujuan.Disana ada seorang lelaki yang menjadi tangan kanan tuan Hariyanto.Lelaki yang kerap disapa Rojali itu pun menelpon ayahku dan meminta tebusan sebanyak 3miliar.Ia mengancam ayah akan membunuhku jika dalam waktu 24jam uang itu tidak sampai ketangan Rojali.
            Aku meronta dan menggelengkan kepala seraya menggerutu dalam hati “Tidak..Jangan !!”,Aku yakin ayahku pasti sedang bingung memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu sehari,sedangkan perkebunan ayah sedang mengalami penurunan kualitas.Aku terus berfikir agar dapat melarikan diri dari tempat ini.Aku meronta-ronta agar penculik itu membukakan lakban pada mulutku,karena merasa risih dengar kebisingan ku akhirnya lakban pun dilepaskan dari mulutku.
“Aw….”Teriakku kesakitan.
“Kamu mau apa sih berisik sekali,nanti bos marah!!”kata seorang penculik itu
“Om aku mau buang air besar.Izin ke WC bentar ya pliss!!”
“Ah..itu alasan kamu sajakan,remaja seperti kamu itu sudah sering menggunakan taktik itu.Pasti nanti kamu kabur kan?”
“Sumpah om sudah tidak tahan lagi ni,aku buang disini saja ya!”
“Eits jangan!!jorok sekali kamu ini,ya sudah mari saya antar,awas ya sampai kabur!”
“Siap Bos! Buruan buka dulu tali nya,gimana mau membersihkan nya nanti”
            Penculik itu pun membuka ikatan tali ditangan ku.Dia menyuruh ku jalan didepan nya karena ia khawatir aku akan melarikan diri darinya,ku melangkah secara perlahan sambil melihat di sekelilingku.Berharap ada sesuatu benda dan petunjuk agar aku bisa lolos dari penculik itu.Mataku tertuju pada sebuah sapu yang ada didekatku.Kemudian aku memperolok lelaki yang otak nya seperti tempurung itu.
“Om..lihat dibelakang om,ada tante Mirna tuh”perintah ku sambil menunjuk jari ke arah belakang lelaki itu.
“Mana tidak ada”jawab lelaki itu seraya menoleh kebelakang.
“Om,mau ini gak?”kataku lagi yang sedang memegang sapu.
“Apa?”kata penculik itu sambil menoleh ke arahku.
            Dengan cepat aku pun menendang buah kelaminnya dan spontan memukul-mukul kepalanya dengan sebatang sapu.Aku pun berlari keluar dan menyelinap disebuah bagasi mobil.Tak lama kemudian mobil itu pun berjalan dan berhenti disuatu tempat.Aku segera keluar dari bagasi tersebut,alangkah senang nya hatiku karena kebetulan mobil itu menuju ke rumah ayahku.Aku berlari masuk ke dalam rumah seraya berteriak memanggil nama ayah.Tante Mirna pun terkejut melihat kehadiranku,karena semua yang mereka rencanakan berakhir sia-sia.Belum sempat ayah mengukir tanda tangan diatas surat penjualan lahan perkebunannya itu kepada tante Mirna,satu-satunya orang yang mampu membeli lahan perkebunan ayah senilai 3miliar untuk menyelamatkan ku,aku pun datang dan menceritakan semua kebusukan tante Mirna dan Tuan Hariyanto beserta rekan-rekannya itu.
            Akhirnya tante Mirna dan Tuan Hariyanto beserta rekan-rekannya itu dimasukkan kedalam penjara.Itulah akibat dan balasan bagi orang-orang yang ingin merusak alam,selalu mengutamakan uang tapi tak pernah berfikir dampak negatifnya untuk orang banyak.Mereka rela berlaku curang demi sebuah proyek yang dapat menghancurkan keseimbangan alam.
            Aku sangat senang lahan perkebunan teh ayah tidak jadi jatuh ketangan orang yang salah,Sehingga aku bisa meneruskan cita-cita ayahku yaitu melestarikan perkebunan teh ini demi orang banyak juga untuk memelihara keseimbangan alam.


SELESAI