Cerpen Sahabat
Sahabat dirumah Kardus
Oleh:Samsidar
Oleh:Samsidar
Aku terbangun dari
tidurku,namun aku merasakan hal yang berbeda disekelilingku.Kardus-kardus serta
lampu teplok berisikan minyak tanah tidak ada lagi didekatku.Pikiranku melayang
melihat semua ini.Tergumam dalam hatiku bahwa aku sedang bermimpi,namun
kutamparkan pipiku terasa sakit,lalu kucubit keras tanganku dan…”Aw” terasa
sakit.Aku tak pernah berfikir sebelumnya bahwa aku bisa meletakkan tubuhku
diatas kasur yang tebal,menyelimuti tubuhku dengan selimut yang lembut dan
dapat memeluk guling yang bersih dari kotoran.Aku masih tak percaya hal ini
dapat terjadi dalam pejaman mata sehari semalam.Apakah ini cerita dalam khayalan?
Aku berdiri melihat
sekelilingku,biasanya disudut kanan cahaya lampu teplok masih menyala dan
akulah yang akan meniupnya,sedangkan temanku disudut kiri masih dalam keadaan
tertidur pulas.Kini pemandangan 360 derajat berubah,aku tak melihat teplok itu
dan sahabatku…”Kemana Tina?” aku tersentak kaget mengingat sahabatku.Kucarinya
dikamar mandi dan lemari tapi tidak terlihat sosok sahabatku yang separuh
tinggi cenderung pendek itu.Barang mewah dalam kamar ini tak membuatku
tersenyum lagi ketika aku teringat akan Tina.Aku berlari menuju pintu namun
pintu terkunci dari luar sehingga aku tak dapat membukanya,akhirnya aku
melompat dari jendela agar bisa keluar.Tak hilang semangat untuk mencari
sahabatku tersebut aku pun terus berlari menuju pagar,namun tiba-tiba sosok
wanita cantik mengejar dan memanggil ku dengan sebutan Rina.Mungkin ia
menemukan tulisan nama itu dibagian bajuku.Aku berhenti dan melihat
kearahnya,kakiku kaku mulutku ternganga dan mataku tak berkedip melihat wanita
itu,sebegitu cantik nya wanita tersebut hingga membuat aku terdiam sejenak?
Wanita itu menyapa dan
menatapku dengan penuh senyuman seraya memegang kedua bahuku “Rina sudah
sadar?”.Aku hanya diam dan tetap ternganga hingga mengeluarkan cairan putih
kental mengenai bajuku.Dia menyadarkanku dari lamunan sejenak,aku terkaget dan
dengan cepat mengusap ludahku yang mencair disela bibir hingga daguku,ia
tersenyum geli melihat tingkah ku.Kemudian wanita yang kerap disapa Melodi itu
mengajak ku sarapan pagi karena ia khawatir terhadap ku yang ditemukan pingsan
semalaman didekat lampu merah persimpangan jalan.Aku menolak mentah ajakan nya
karena yang aku inginkan adalah betemu sahabatku Tina.
“Tina mana?,dia pasti belum makan
juga kak,kakak ngerti dong kami itu sudah bersahabat semenjak kami hidup
dijalanan,pasti sekarang dia sedang ngamen untuk mengumpulkan uang”.tutur
kataku cepat dengan rasa khawatir terhadap Tina.Kak Melodi pun bingung dengan
perkataanku,ia menggelengkan kepala dengan mata mengkerut memandangku.Lalu ia
memaksa ku masuk kedalam rumah dengan perjanjian akan mempertemukan aku dengan
tina,karena jika ia tak bicara begitu aku tak akan pernah beranjak dari
tempatku berdiri.
Setelah sarapan dan
membersihkan semuanya aku pun kembali menagih janji pada wanita itu,namun ia
tetap tak mengerti dengan kata-kata yang ku lontarkan.Akhirnya aku menceritakan
semuanya tentang hidupku dan Tina yang harus merasakan kerasnya hidupnya
dijalanan,yaitu tidur hanya beralaskan Koran dan kardus bekas.
***
Teringat kisah dengan
sahabatku Tina.Dia adalah sosok sahabat yang setia,humoris juga perhatian.Tak
pernah sebelumnya aku menemukan teman sepertinya,selalu menemani dan menjagaku
dari kejahatan apapun yang dapat melukaiku.Walaupun tubuhnya kecil tapi ia
mampu menjaga tubuh tinggi yang memiliki daya tahan tubuh lemah seperti aku.
Hari-hari ku lalui
bersama Tina.Senang,duka,sedih,canda dan tawa.Aku tidak pernah menyesal
dilahirkan kedunia dengan keadaan yang kekurangan ini,karena aku selalu merasa
bahagia dengan kehadiran Tina dalam hidupku,ia selalu membuatku tersenyum
walaupun susah mendapatkan sesuap nasi.
Suatu ketika,kami
melakukan aksi seperti biasanya,yaitu benyanyi gila-gilaan dengan diiringi musik
pukulan galon yang dimainkan oleh Tina.Kerap kali kami lakukan itu agar kami
dapat bertahan hidup.”Seribu…dua ribu…enam ribu…delapan ribu…”,ku hitung
penghasilan hari ini,tidak begitu memuaskan tapi setidaknya kami bisa membeli
sebungkus nasi untuk berdua.Begitulah seterusnya hidup kami ketika dijalanan.
***
Kak Melodi secara tak
sadar mengeluarkan airmata setelah mendengarkan cerita hidupku.Ia memelukku
dengan tangisan dan menatap mataku dengan senyuman bangga terhadapku seraya
berkata “Rina,kita cari Tina sekarang!”.Aku pun terdiam menganggukkan kepala
dengan diiringi keadaan hati yang begitu senang.
Tepat jam sebelas
siang,Aku dan kak Melodi bergegas menaiki mobil untuk mencari Tina.Tempat
pertama yang kami kunjungi adalah dilampu merah pesimpangan jalan,tempat
ditemukannya aku dalam keadaan pingsan.Dengan cepat aku keluar dari mobil dan
belari seraya berteriak memanggil Tina,namun sia-sia.Kak melodi pun
menggelengkan kepala dan mengangkat bahunya dihadapan ku.Aku tertunduk
sedih,rasa khawatir begitu dalam terhadap sahabatku Tina,terbesit dalam
pikiranku”apakah aku bisa memeluk Tina lagi?”.
Kak Melodi memberi ku
semangat dan berusaha membuatku ingat dengan jalan menuju rumah kardusku.Hampir
semua perempatan lampu merah yang ada didaerah ini kami telusuri,namun tetap
tak berhasil untuk bertemu dengan Tina.Hari pun semakin sore,kak Melodi akhirnya
mengajakku pulang.Dengan raut wajah sedih aku pun menuju mobil dan kembali
kerumah mewah.
***
Waktu itu aku dan Tina
mengamen dijalanan,menyanyikan lagu kebangsaan rumah kardus dengan ceria pada
orang-orang yang menunggu lampu hijau menyala.Ku ketuk kaca mobil dan
menyodorkan kotak uang dengan harapan ada beberapa lembar uang dimasukkan bapak
itu kedalam kotakku.Namun tidak sesuai harapan,jangankan uang kaca mobil nya
saja tidak dibuka.Tergumam dongkol dalam hatiku”Dasar sombong!!”.Aku pun
berjalan berniat menghampiri Tina yang
sedang ngamen disimpang jalan,tapi tiba-tiba 2orang berjaket hitam dengan cepat
menggendongku dan membawaku pergi jauh dari hadapan Tina.Tina pun berteriak
seraya berlari mengejar mobil yang mengangkutku.Namun sia-sia,langkah kakinya
tak mampu mengejar mobil yang begitu cepat jalannya.Aku pun menangis sambil
menggeliat berusaha lepas dari sekapan dua penjahat ini.
Aku terpisah dari sahabatku,aku
tak tau apa maksud penculik ini menangkapku.Mobil pun berhenti disuatu
tempat,diseretnya aku keluar dari mobil dan diserahkan nya aku pada laki-laki
separuh muda cenderung tua.Rasa takut menyelimuti otak juga ragaku.
“Lepaskan
aku!!,apa mau kalian semua?tanya ku dengan penuh amarah
“Diam kau bocah,kau itu punya tubuh yang bagus,jadi lebih bagus lagi kalau kau dijual pada pak kaya ini.Mengerti??’ jawab penculik itu seraya pergi meninggalkan tempat kejadian.
“Apa?aku tidak mau!!” berontakku
“Diam kau bocah,kau itu punya tubuh yang bagus,jadi lebih bagus lagi kalau kau dijual pada pak kaya ini.Mengerti??’ jawab penculik itu seraya pergi meninggalkan tempat kejadian.
“Apa?aku tidak mau!!” berontakku
Aku
pun menangis sambil memikirkan cara agar bisa lolos dari lelaki hidung belang
itu.Aku pun menendang buah kelamin nya dan bergegas lari,ia mengejarku dengan
sekuat tenaga.Aku terus berlari hingga akhirnya “BRAAAK!!..” sebuah mobil
menabrak ku dan aku terjatuh tak sadarkan diri.
***
Sudah
3hari aku menempati rumah kak Melodi,aku selalu memikirkan sahabatku Tina,aku
sangat khawatir terhadapnya.Akhirnya aku memutuskan untuk pergi sendiri untuk
mencari Tina.Aku menyelinap disebuah pekap sayur jurusan jl.sidoardjo.Aku
merasa tak asing lagi mendengar jalan itu,setelah aku ingat-ingat jl.sidoardjo
itu adalah jalan menuju ke rumah kardusku.Aku pun semakin semangat untuk
mencari Tina.
Tak
lama kemudian aku pun sampai ditempat tujuan,dengan langkah cepat aku berlari
menuju rumah kardus dan memanggil-manggil nama Tina.Namun Tina tak beranjak
keluar dari rumah kardus itu,aku pun masuk kedalam ternyata Tina sudah
terbaring lemah beralaskan Koran.Aku memeluknya erat dan meneteskan airmata.
“Tina…aku
kangen ama kamu,kamu kenapa jadi begini?mana Tina yang dulu kuat?”kataku sambil
menangis
“Rin..rina..aku senang kamu kembali,kamu baik-baik sajakan?”Tanya Tina dengan keadaan tubuh menggigil.
“Ak..aku dingin Rin,aku gak kuat lagi.”sahut nya lagi dengan wajah pucat pasi.
“Rin..rina..aku senang kamu kembali,kamu baik-baik sajakan?”Tanya Tina dengan keadaan tubuh menggigil.
“Ak..aku dingin Rin,aku gak kuat lagi.”sahut nya lagi dengan wajah pucat pasi.
Aku
pun memeluk Tina untuk menghangatkan tubuhnya.Kata demi kata dia lontarkan
kepadaku dengan terbata-bata.Aku tak menyangka Tina yang sekuat itu sekarang
terbaring lemah dirumah ini.Aku pun berlari membeli obat dan segera pulang
kerumah kardus,betapa sibuknya aku membuka obat dan membangunkan Tina untuk
meminum obat tersebut,tapi Tina hanya diam dan tak memberikan respon
kepadaku.Alangkah terkejutnya aku ketika memegang urat nadinya tak berdenyut
lagi.
“TINA…!!! Aku datang kenapa kamu
pergi?kita belum sempat merangkul cerita lagi dirumah kardus ini,kenapa kamu
tinggalin aku??”jerit ku dengan tangisan.
Akhirnya
aku pun tersadar bahwa tak ada yang kekal didunia ini,meskipun itu sebuah
persahabatan.Aku dipertemukan dengan Tina dirumah kardus ini dan akhirnya harus
terpisah ditempat ini jua.Mungkin aku dan dia bisa bersama lagi ketika
disurga.Tina,sampai kapan pun kau adalah sahabat terindah dirumah kardusku.
SELESAI
The Biadab
Oleh:Samsidar
Oleh:Samsidar
Waktu itu mereka
bertemu secara tak bersamaan.Sebuah mata kuliah yang membosankan membuat mereka
berempat menyatu dalam kebisingan diruang kelas.Berawal dari sebuah pertemanan
yang biasa saja hingga akhirnya mereka membentuk sebuah geng,ya sebut saja nama
geng itu adalah “The Biadab”.Nama yang begitu aneh dan tak begitu bagus
didengar oleh telinga.Tapi itulah adanya,mereka menyukai keanehan itu dan terus
berusaha mencari bahan tertawaan.Mereka berasal dari latar belakang agama dan
keluarga yang berbeda-beda.Sema dan Sita adalah 2orang yang beragama
islam,sedangkan Maura dan Merta memeluk agama Kristen.Tapi dari perbedaan itulah
mereka mencoba bersatu.Tak ada satupun dari mereka yang mempunyai sifat pendiam
atau istilah tenar nya disebut kalem,mereka semuanya pembising dan pencaci
humoris.Tiada hari tanpa tertawa,dan hal itu membuat gigi kering dan perut
sakit bagi mereka maupun orang lain yang menikmati lelucon mereka.Kalaupun ada
sedih,pasti itu tak berlarut karena prinsip mereka adalah senang dan sedih
datang nya satu paket.
Tepat
jam 12.00 siang,sema dan sita bersiap-siap untuk berangkat kuliah.Mereka berdua
selalu bersama pergi kuliah,ya karena memang mereka satu tempat tinggal atau
istilah gaulnya adalah ngekos bareng.Mereka mempunyai kesamaan yaitu sama-sama
diberikan anugrah berupa dompet tipis setiap hari kecuali ada momen-momen
tertentu baru merasakan bagaimana punya dompet yang tebal.Terkadang Sema tak
terima dikatakan sebagai pengguna dompet tipis karena ia merasa dompetnya tebal.Ya...memang
terkadang tebal tapi bukan karena uang melainkan karena tumpukan nota belanja
tetangga kos dan beberapa koin berlian atau lebih tepatnya koin mata uang
seratus rupiah.
Suatu
ketika mereka berempat sedang asik bercanda dihalte tempat menunggu bus yang
ada dikampus,tawa itu pun terbawa hingga mereka menginjakkan kaki kedalam
bus.Hal itu pun menciptakan suara yang begitu riuh dan bising didalam
bus,sehingga salah seorang mahasiswa fakultas lain merasa terganggu dengan
kehadiran mereka berempat didalam bus tersebut.Karena Sema yang berkesempatan
duduk disamping lelaki yang kerap disapa Bom-bom itu,maka terjadilah sedikit
dialog diantara keduanya.
“Hahahaha….”Sema tertawa karena masih asik menikmati
lelucon teman-temannya.
“Semester berapa sih kalian?”Tanya Bom-bom kepada sema dengan raut wajah hitam mengkerut.
“Ha???..semester 1 bang.hhaha”Jawab Sema dengan nada bicara sambil tertawa karena masih merasa asik dengan lelucon teman-temannya.
“Oh!!..belagu eh!!” tegas Bom-bom dengan mata sinisnya mengarah pada sema dan teman-temannya.
“Semester berapa sih kalian?”Tanya Bom-bom kepada sema dengan raut wajah hitam mengkerut.
“Ha???..semester 1 bang.hhaha”Jawab Sema dengan nada bicara sambil tertawa karena masih merasa asik dengan lelucon teman-temannya.
“Oh!!..belagu eh!!” tegas Bom-bom dengan mata sinisnya mengarah pada sema dan teman-temannya.
Sema pun terdiam
seketika mendengar perkataan Bom-bom.tapi itu tak membuat Sema berhenti
tersenyum dan tertawa,karena ia menikmati balasan sms dari Merta.
“Mer,lihat orang yang duduk disebelah ku ini,badan nya boros sekali.haha” “Hahaha,aku yakin sem dirimu hanya dapat duduk seperempat kan?lihat saja tubuhnya seperti buntalan karpet!” “Haha iya Mer,sudahlah gendut,hitam eh belagu pula”. |
Percakapan lewat via
sms pun terjadi antara Sema dan Merta.Sedangkan Maura dan Sita mengetahui
cerita nya setelah sampai dihalte Bintan centre.Mereka berdua tertawa lepas
mendengar cerita sema.
Keesokan
harinya seperti biasa mereka pulang kuliah selalu bersama,menuju halte tempat
perbentian bus yang ada dikampus.Mereka selalu melakukan hal-hal yang bisa
membuat isi bus tersebut tertawa bersama terkecuali Bom-bom,seorang mahasiswa
fakultas kelautan semester 7.Seperti biasa,pertanyaan Bom-bom yang dilontarkan
kemarin akhirnya ditanyakan kembali
kepada mereka berempat.
“Semester berapa sih kalian?”Tanya Bom-bom dengan
alis mata mengkerut.
“Semester satu bang,kenapa memang nya?”jawab Sita dengan nada bicara yang sedikit menantang.
“Belagu eh!”Kata Bom-bom sambil memandang sinis mereka berempat.
“Eh..kenapa pula abang bicara seperti itu?”Tanya Sita dengan nada bicara yang semakin naik.
“Semester satu bang,kenapa memang nya?”jawab Sita dengan nada bicara yang sedikit menantang.
“Belagu eh!”Kata Bom-bom sambil memandang sinis mereka berempat.
“Eh..kenapa pula abang bicara seperti itu?”Tanya Sita dengan nada bicara yang semakin naik.
Bom-bom
pun berlalu meninggalkan The biadab tanpa menjawab pertanyaan Sita.Ya…dia hanya
sok-sok berani saja menindas junior tapi nyatanya ia adalah seorang pengecut
dan pecundang.Bus akhirnya pun berjalan,ternyata Bom-bom bersama teman-temannya
menaiki bus yang sama dengan The Biadab.Percelotehan pun akhirnya terjadi
antara kedua geng tersebut.
“Eh!!..belagu sekali sih kalian!baru semester satu
saja pun,dasar sok cantik..!”kata Bom-bom
“Ooh…iya memang kami cantik bg! “jawab Maura dengan percaya dirinya.
“Ih,aku taulah kemarin kalian menertawakan aku kan?
“Ha?! Apa?..haha,jangan geer deh bang,kami tuh memang tertawa tapi bukan menertawakan abang!merasa sekali sih jadi orang serasa dunia hanya miliknya saja!”
“Ya sudahlah kalau tidak ada,bisa diam kan?”kata Bom-bom dengan raut wajah yang sangat memalukan.
“Ooh…iya memang kami cantik bg! “jawab Maura dengan percaya dirinya.
“Ih,aku taulah kemarin kalian menertawakan aku kan?
“Ha?! Apa?..haha,jangan geer deh bang,kami tuh memang tertawa tapi bukan menertawakan abang!merasa sekali sih jadi orang serasa dunia hanya miliknya saja!”
“Ya sudahlah kalau tidak ada,bisa diam kan?”kata Bom-bom dengan raut wajah yang sangat memalukan.
Mereka
berempat pun tertawa lebar mendengar kata-kata Bom-bom,hingga akhirnya mereka
memberi julukan kepada Bom-bom dengan singkatan BGA,yang arti singkatannya
adalah Babi Guling Afrika.BGA adalah penggambaran yang cocok untuk si
Bom-bom,karena dia besar gendut seperti babi,kulit nya hitam seperti orang
afrika dan gaya nya belagu tak seberapa.
Begitulah
kehidupan The Biadab ketika pulang dari kuliah menaiki bus kampus,selalu
tertawa dan menyelesaikan masalah secara bersama,persahabatan yang saling
membantu anggota nya dalam keadaan susah maupun senang.Hingga akhirnya mereka
harus berhadapan dengan Bom-bom yang selalu tidak senang melihat orang lain
tertawa.The Biadab beranggapan bahwa si Bom-bom mungkin mempunyai masalah
diluar sana sehingga ia tak suka melihat orang-orang yang tertawa berlebihan.
Walaupun
The biadab adalah pembising dan pencaci humoris,tapi mereka tetap mendoakan
Bom-bom agar lulus skripsi dan wisuda dengan baik.Kenapa mereka berdoa seperti
itu?Ya…tidak lain mereka ingin didoakan
lulus juga karena mereka akan merasakan bagaimana posisi disemester 7,ya..siapa
tau kelak mereka berada diposisi Bom-bom,tidak disukai oleh para junior.
SELESAI
Cerpen Alam
Aku Peduli,Mereka Juga
Oleh:Samsidar
Oleh:Samsidar
Aku berjalan menyusuriperempatan
gang kecil yang ada didaerah Bintan.Ku lihatdisekeliling ku begitu banyak
sampah-sampah yang bertaburan tertiup angin,ada juga sampah yang menggunung
diselokan air.Itu semua membuat pandangan ku tertuju pada mereka.Ya..mereka
adalah orang-orang yang berada disekitar tempat itu.Aku prihatin melihat Desa
yang rindang ini ternyata menyelipkan tempat-tempat yang tidak begitu bersih.
Terlintas dalam
otakkku ingin membersihkan tempat itu agar terlihat rapi juga bersih.Tapi itu
hanya sekilas dalam benakku,bagaimana bisa aku sendiri dapat membersihkan
tempat yang begitu banyak tumpukan sampah?.Namun akhirnya aku memutuskan untuk
melakukan nya sendiri.Walau ada sedikit rasa malu tapi aku tak menyerah.Aku
terus bekerja keras menjilati sampah-sampah dijalanan dan memusnahkan tumpukan
sampah kering dengan kekuatan si jago merah.
Aku tidak ingin
dikatakan sebagai orang yang sok bersih dan pengatur.Oleh karena nya,aku
melakukan hal itu sendiri tanpa mengajak orang-orang yang ada ditempat itu.Tapi
alangkah senangnya hatiku,semua yang ku pikirkan tentang orang-orang ditempat
itu tidak sejalan dengan apa yang ku bayangkan,mereka tidak tega melihat
seorang saja dengan bersusah payah membersihkan semua sampah itu.Bermula dari
satu orang yang datang membawa sapu utuk membantuku,hingga akhirnya orang
berbondong-bondong datang membantu ku membersihkan tempat itu.
Ketika sedang asik
begotong royong,tiba-tiba sebuah motor melintasi jalan digang tersebut dan melempar
plastik hitam tepat dibawah kakiku.Selain tidak mempunyai tata krama,Ia juga
tak punya kepedulian terhadap lingkungan.Apa maksudnya melemparkan sampah
dihadapan ku?atau karena aku memegang sapu hingga ia sekalian menitip sampah
itu kepada ku?tidak begitu caranya,bisakah ia turun terlebih dahulu dari
motornya lalu dengan sopan meletakkan sampah itu pada tempatnya?.Tapi Ia tak
melakukan itu,malah dengan cepatnya ia berlalu meninggalkan sekumpulan oang
yang sedang bergotong royong.
Emosi ku pun
menaik,tak ku sangka ada orang seperti itu.Untung saja sampah itu jatuhnya
tepat dibawah kakiku,sampai saja benda itu mengenai kepala ku dengan tidak
segan-segannya aku akan mengejar dan menangkap kepala nya lalu memoleskan
sedikit lumpur pada pipinya.
Melihat semangatnya
orang-orang itu bergotong royong,aku pun kembali bangkit dan berusaha
meredamkan hatiku yang sangat kesal pada lelaki itu.Tak lama kemudian,pekerjaan
pun selesai dengan baik.Kupandangi lingkungan disekitar tempat itu,kini
terlihat berbeda dari sebelumnya.Karena sebuah sapu,tidak ada lagi sampah-sampah
dijalanan.Berkat jasa cangkul dan sekop tidak ada lagi gunung sampah dalam
selokan.Dan kalau bukan karena Sijago merah mungkin sampah-sampah kering tidak
akan musnah.Aku begitu senang melihat semua itu,timbul rasa semangat yang
semakin dalam untuk membersihkan tempat-tempat lainnya.Aku pun beristirahat
dibawah pohon rindang dekat perempatan itu,sedangkan disudut kanan masih
terlihat beberapa orang sedang memunguti sampah-sampah kecil disekitarnya.
Bercucur deras
keringat ku,sebagai tanda sehatnya jasmaniku.Sebotol air Sanford menemani
kelelahanku dan melepaskan dahaga dari lemahnya tubuhku.Ketika aku sedang asik
memandang lingkungan yang bersih itu,tiba-tiba terdengar suara motor yang tak
asing lagi ditelingaku.Setelah ku hampiri ternyata benar,dia datang kembali
ketempat itu.
“Hei manusia,buat apa
anda kemari?” tanyaku dengan nada sedikit mencela.
“Akh..itu mbak,lihat
plastik hitam yang saya lemparkan disini tadi gak?”kata lelaki itu dengan mimik
wajah seperti kehilangan sesuatu.
“Oh..sampah itu?
Memang buat apa?kan tidak berguna lagi,bukannya anda sudah membuangnya?”jawabaku
pada lelaki itu.
“Iya mbak tapi
didalamnya terdapat barang penting”tutur lelaki itu sambil menahan emosi.
“Oh,tapi plastik itu
sudah terbakar.Jadi bagaimana?”jawab ku santai seakan tak ada salah.
“Apa?! Kamu yang benar
mbak,kamu tahu tidak isi dalamnya apa?”
“Emang isi nya
apa?sampah kan?”
“Aduh..ggrrr..disitu
ada KTP saya,mbak ini gimana sih masa membakar sampah tidak dilihat dulu!”Tutur
katanya kepada ku yang semakin menyolot.
“Heh,yang nama nya
sampah mau dibakar ya sudah dibakar saja.Lagipun itu salah anda!,dimana tata
krama anda seenaknya saja melemparkan sampah pada orang-orang yang sedang
bergotong royong”
“IIhhh….kamu wanita
tapi judes ya? Ya sudah saya minta maaf atas kelakuan saya yang tidak sopan
itu.Mungkin ini balasan buat saya.Terimakasih sudah menyadarkan saya walau anda
menyebalkan!”
Aku terdiam sejenak mendengar tutur
maafnya,aku kira dia akan terus mencaci dan menyerangku,ternyata walaupun ketus
dia sudah berusaha untuk minta maaf kepadaku.Akhirnya aku pun mengembalikan KTP
itu kepadanya.Aku tidak sebodoh yang orang pikirkan,sebagai mahasiswa tentu aku
tahu apa yang harus aku lakukan,yaitu memilah isi penting dari plastik hitam
itu.
Usaha yang kulakukan pun tak
berakhir sia-sia,lelaki itu tersenyum geram melihat tingkahku dan mengucapkan
terimakasih kepadaku karena telah menyelamatkan KTP nya.Semenjak kejadian
itu,ketika ada kegiatan bersih-bersih peduli lingkungan bukan hanya aku saja
yang turun ke lapangan tapi dia juga turut serta menemaniku.Ya..sedikit
berharap kepadanya,bukan hanya mnemaniku dalam bersih-bersih saja tapi juga
menemani ketika hatiku sepiJ
SELESAI
Kebun Teh Milik Ayahku
Oleh:Samsidar
Oleh:Samsidar
Tak banyak yang dapat
kulakukan ketika liburan akhir pekan.Namun aku bahagia karena bisa menikmati
segarnya dunia pagi diperkebunan teh milik ayahku.Walaupun tak ada teman
sebaya,tapiburung-burung dan pepohonan disini cukup membuatku tak merasa
kesepian.
Pagi yang indah
menyinari hati dan pikiranku.Begitu sejuknya udara dipagi ini,membuat hatiku
pun sejuk seperti menelan salju.Kupandangi ayah dari kejauhan yang sedang
memetik daun teh,aku sangat bangga mempunyai seorang ayah yang cinta kepada
alam.Walaupun banyak kendala dalam mengolah lahan perkebunan teh ini tapi ayah
tak hilang semangat untuk mewujudkan mimpinya,yaitu menciptakan sebuah
perkebunan teh yang dapat bermanfaat untuk semua orang.
Suatu ketika ayah
kebingungan karena beberapa sisi lahan perkebunannya mengalami
kerusakan.sehingga menyebabkan penurunan kualitas daun teh.Oleh karena itu ayah
memanggil teman terbaiknya yang ahli dalam bidang budidaya tanaman dan
perkebunan teh.Setelah diselidiki oleh temannya tersebut,kerusakan tanaman
disebabkan karena adanya tikus-tikus perusak dilahan tersebut.Ayah tak
menyangka hal itu dapat terjadi karena selama ini perkebunannya baik-baik
saja.Ayah berfikir bahwa ada orang luar yang melakukan hal ini.
***
Sebut saja namanya
Tuan Hariyanto,seorang Direktur utama perusahaan Jayapetaka di kota Jakarta.Dia
terkenal sebagai orang yang kaya raya,namun kekayaannya tersebut dicapai karena
adanya kelicikan dalam berbisnis.Bukan Hariyanto nama nya jika tidak curang
dalam hal apapun.Hampir semua lahan pekebunan di desa Bogor diambil alih oleh
Tuan Hariyanto untuk bisnis sebuah proyek.Dia memiliki istri simpanan yang kerap
disapa Mirna.Mirna mempunyai hubungan yang baik dengan ayahku.Tapi aku tidak
tahu,apakah ia benar-benar baik kepada ayahku atau ia hanya berpura-pura baik?
Suatu ketika ayahku
menerima tamu,dan ternyata tamu itu adalah tante Mirna.Mataku sinis
memandangnya,karena menurut penglihatanku ia adalah orang yang tidak baik.
“Serin…sini salam dengan tante
Mirna,beliau ini orang baik.jangan sinis gitu ah lihatnya”.kata ayah seraya
memanggilku.
“Dia siapa?Serin gak suka dia
disini!”kataku dengan ketus.
“Sayang,tante ini berniat membeli
lahan perkebunan teh ayah kamu tapi ayah kamu tidak mau menjualnya kepada
tante.Katanya pekebunan ini satu-satunya aset terbesar milik kalian” kata tante
mirna kepadaku.
Aku
pun terdiam dan berlalu meninggalkan mereka diruang tamu.pembicaraan pun
dilanjutkan oleh ayah dan tante Mirna.Tante Mirna memaksa ayah untuk menjual
lahan perkebunannya tersebut.Namun ayah tetap bersikeras mempertahankan aset
terbesarnya itu.Karena ayah khawatir perkebunan nya kelak jatuh ditangan yang
salah.
“Baiklah kalau begitu pak,saya
permisi pulang dulu.Ingat pak kalau suatu saat bapak berubah pikiran untuk
menjual lahan ini,hubungi saya segera.Saya siap membantu bapak , percayalah
perkebunan ini akan aman ditangan saya pak”kata tante Mirna kepada ayah.
“Ya terimakasih Mir,InsyaAllah
saya akan mempertahankan perkebunan ini”kata ayah dengan tegas.
***
Suatu
ketika aku berjalan menyusuri perkebunan teh.Aku menikmati betapa segarnya
daun-daun teh itu.Kemudian aku berlari menuju jalan raya,namun tiba-tiba sebuah
mobil jeep berhenti disebelahku.Keluarlah dua orang brewok dari mobil itu dan
menyeret ku masuk kedalam mobil.Mulutku di lem,tanganku di ikat.Aku tak bisa
bergerak dan hanya bisa diam mendengarkan permbicaraan dua penculik itu.
“Hey kamu pegang anak ini yang
bener ya,jangan sampe ia kabur.Nanti kita dimarahi pak bos”
“Iya tahu,hehe bentar lagi kita
akan menerima bonus dari pak bos karena berhasil menangkap anak ini”
“Ehm pasti,jon foto siapa ini?”
“Eh jangan pegang-pegang,itu foto
istri pak bos.Namanya Mirna,cantikkan?”
“Tak disangka pak bos yang setua
itu punya istri cantik begini,mendingan sama gue kan jer”
“Hey ngacak dong kamu,mendingan
juga ama gue.Sini fotonya biar gue yang megang.”
Mereka
pun memperebutkan foto tante Mirna.Sekarang aku tahu maksud tante Mirna ingin
membeli pekebunan teh milik ayah,ternyata ia bekerja sama dengan Tuan Hariyanto
untuk sebuah proyek di Jakarta.Aku pun terus berfikir dan mencari cara agar
bisa lolos dari dua penjahat yang otak nya dangkal ini.Tak lama kemudian mobil
pun sampai di tempat tujuan.Disana ada seorang lelaki yang menjadi tangan kanan
tuan Hariyanto.Lelaki yang kerap disapa Rojali itu pun menelpon ayahku dan
meminta tebusan sebanyak 3miliar.Ia mengancam ayah akan membunuhku jika dalam
waktu 24jam uang itu tidak sampai ketangan Rojali.
Aku
meronta dan menggelengkan kepala seraya menggerutu dalam hati “Tidak..Jangan
!!”,Aku yakin ayahku pasti sedang bingung memikirkan bagaimana cara mendapatkan
uang sebanyak itu dalam waktu sehari,sedangkan perkebunan ayah sedang mengalami
penurunan kualitas.Aku terus berfikir agar dapat melarikan diri dari tempat
ini.Aku meronta-ronta agar penculik itu membukakan lakban pada mulutku,karena
merasa risih dengar kebisingan ku akhirnya lakban pun dilepaskan dari mulutku.
“Aw….”Teriakku kesakitan.
“Kamu mau apa sih berisik
sekali,nanti bos marah!!”kata seorang penculik itu
“Om aku mau buang air besar.Izin
ke WC bentar ya pliss!!”
“Ah..itu alasan kamu
sajakan,remaja seperti kamu itu sudah sering menggunakan taktik itu.Pasti nanti
kamu kabur kan?”
“Sumpah om sudah tidak tahan lagi
ni,aku buang disini saja ya!”
“Eits jangan!!jorok sekali kamu
ini,ya sudah mari saya antar,awas ya sampai kabur!”
“Siap Bos! Buruan buka dulu tali
nya,gimana mau membersihkan nya nanti”
Penculik
itu pun membuka ikatan tali ditangan ku.Dia menyuruh ku jalan didepan nya
karena ia khawatir aku akan melarikan diri darinya,ku melangkah secara perlahan
sambil melihat di sekelilingku.Berharap ada sesuatu benda dan petunjuk agar aku
bisa lolos dari penculik itu.Mataku tertuju pada sebuah sapu yang ada
didekatku.Kemudian aku memperolok lelaki yang otak nya seperti tempurung itu.
“Om..lihat dibelakang om,ada
tante Mirna tuh”perintah ku sambil menunjuk jari ke arah belakang lelaki itu.
“Mana tidak ada”jawab lelaki itu
seraya menoleh kebelakang.
“Om,mau ini gak?”kataku lagi yang
sedang memegang sapu.
“Apa?”kata penculik itu sambil
menoleh ke arahku.
Dengan
cepat aku pun menendang buah kelaminnya dan spontan memukul-mukul kepalanya
dengan sebatang sapu.Aku pun berlari keluar dan menyelinap disebuah bagasi
mobil.Tak lama kemudian mobil itu pun berjalan dan berhenti disuatu tempat.Aku
segera keluar dari bagasi tersebut,alangkah senang nya hatiku karena kebetulan
mobil itu menuju ke rumah ayahku.Aku berlari masuk ke dalam rumah seraya
berteriak memanggil nama ayah.Tante Mirna pun terkejut melihat
kehadiranku,karena semua yang mereka rencanakan berakhir sia-sia.Belum sempat
ayah mengukir tanda tangan diatas surat penjualan lahan perkebunannya itu
kepada tante Mirna,satu-satunya orang yang mampu membeli lahan perkebunan ayah
senilai 3miliar untuk menyelamatkan ku,aku pun datang dan menceritakan semua
kebusukan tante Mirna dan Tuan Hariyanto beserta rekan-rekannya itu.
Akhirnya
tante Mirna dan Tuan Hariyanto beserta rekan-rekannya itu dimasukkan kedalam
penjara.Itulah akibat dan balasan bagi orang-orang yang ingin merusak
alam,selalu mengutamakan uang tapi tak pernah berfikir dampak negatifnya untuk
orang banyak.Mereka rela berlaku curang demi sebuah proyek yang dapat
menghancurkan keseimbangan alam.
Aku
sangat senang lahan perkebunan teh ayah tidak jadi jatuh ketangan orang yang
salah,Sehingga aku bisa meneruskan cita-cita ayahku yaitu melestarikan
perkebunan teh ini demi orang banyak juga untuk memelihara keseimbangan alam.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar