MAKALAH
Corak dan Ragam Hias Tenun Melayu Riau
Mata
kuliah: Tradisi Melayu
DosenPembimbing: Tety Kurmalasary, M.Sc
DosenPembimbing: Tety Kurmalasary, M.Sc
Disusun
Oleh:Samsidar
NIM: 130388201026
Kelas:F2
NIM: 130388201026
Kelas:F2
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MARTIM RAJA ALI HAJI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MARTIM RAJA ALI HAJI
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji
syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah yang Maha Esa,karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Corak
dan Ragam hias Tenun Melayu ini.
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah Tradisi Melayu oleh ibu Tetty Kurmalasary M,Sc.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan,maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan
makalah ini.
Demikian
yang dapat penulis sampaikan,akhir kata penulis ucapkan Terimakasih.
Tanjungpinang,28
Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3
Tujuan....................................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Corak...................................................................................................... 2
2.2
Sumber Corak........................................................................................................... 2
2.3
Nama-nama Corak.................................................................................................... 3
2.4
Makna dan Falsafah Corak....................................................................................... 5
2.5
Pemanfaatan Corak dan Ragam Hias Tenun Melayu............................................... 6
2.6
Corak Tenun dan Ragam hias beserta filosofinya.................................................... 8
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................................................... 14
3.2
Saran......................................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Melayu Riau kaya dengan khazanah
budayanya. Antaranya yang amat menonjol adalah motif ornamen Melayunya, yang
banyak dipakai untuk motif kain songket dan seni ukir. Motif atau corak dan ragi
Melayu Riau ini memiliki ciri khas tersendiri walaupun di antaranya mempunyai
dasar yang sama dengan daerah-daerah Melayu sekitarnya. Misalnya saja pemakaian
corak dan ragi pada kain songket tenun dari Siak.
Setiap kawasan budaya di Riau
memiliki corak dan ragi hias tersendiri. Termasuk corak tenunan. Masyarakat
Melayu Riau memiliki corak dasar yang sejak ratusan tahun menjadi khazanah
budayanya. Sebagian besar corak itu dikekalkan dalam bentuk ukiran (kayu,
perunggu, emas, perak, dan suasa); sebagian lain dalam bentuk tenunan kain dan
sebagian lainnya dalam bentuk anyaman (rotan, pandan, dan akar-akaran).
Sejak masa
Kerajaan Johor-Riau dan Riau-Johor (1511-1787), tradisi bertenun sudah tumbuh
subur di tengah Masyarakat Riau. Secara umum, di daratan pulau Sumatera,
aktivitas bertenun berkembang sejalan dengan kebesaran kerajaan-kerajaan Melayu
daratan, seperti Kerajaan Pelalawan (1530-1879), Indragiri (1658-1838), dan
Kerajaan Siak Sri Indrapura (1723-1858).
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Corak ?
2. Bagaimana Sumber Corak dan Nama-nama
Coraknya?
3. Apa Makna dan Falsafah Corak ?
4. Bagaimana Pemanfaatan Corak Tenun
Melayu pada saat ini ?
5. Bagaimana Corak dan Ragam Hias Tenun
Melayu beserta filosofinya ?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk menambah wawasan pengetahuan
mengenai Corak dan Ragam Hias Tenun Melayu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Corak
Didalam
tradisi Melayu Riau motif atau pola lazimnya disebut corak, ragi, bentuk,
dasar, acuan induk, bentuk asal, atau gambar asal. Bagi para pengrajin tenun
corak biasanya pula disebut pengacu, contoh acu atau acu saja. Bagi pengrajin
anyaman, corak disebut contoh asal, bentuk asal, atau gambar induk. Sedangkan
pengrajin ukiran menyebutnya contoh bentuk, acuan, atau reka bentuk.
Sebutan
lain pada umumnya adalah contoh hiasan atau bentuk hiasan. Pemakaian kata
hiasan mengacu kepada salah satu fungsi corak sebagai unsure hiasan, sedangkan
benda yang menjadi hiasan itu disebut perhiasan dalam arti luas.
2.2 Sumber Corak
Corak
dasar Melayu Riau umumnya bersumber dari alam, yakni terdiri atas flora
(tumbuhan) , fauna (hewan) ,dan benda-benda angkasa. Benda-benda itulah yang
direka-reka dalam bentuk-bentuk tertentu, baik menurut bentuk asalnya seperti
bunga kundur, bunga hutan, maupun dalam bentuk yang sudah diabstrakkan atau
dimodifikasi sehingga tak lagi menampakkan wujud asalnya, tetapi hanya
menggunakan namanya saja seperti itik pulang petang,semut beriring dan lebah
bergantung.
Diantara
corak-corak tersebut, yang terbanyak dipakai adalah yang bersumber pada
tumbuh-tumbuhan ( flora ). Hal ini terjadi karena orang Melayu umumnya beragama
islam sehingga corak hewan dikhawatirkan menjurus pada hal-hal yang berbau
“keberhalaan”. Corak hewan yang dipilih umumnya yang mengandung sifat tertentu.
Corak semut misalnya disebut dengan semut beriring digunakan karena sifat semut
yang rukun saling tolong-menolong. Begitu juga dengan corak Lebah,mengeluarkan
madu yang bermanfaat untuk orang banyak. Kemudian corak Naga yang berkaitan
dengan mitos tentang keperkasaan naga sebagai penguasa lautan dan sebagainya.
Selain
itu, benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, matahari dan awan dijadikan
corak karena mengandung nilai falsafah tertentu pula.Ada pula corak yang
bersumber dari bentuk-bentuk tertentu yakni wajik, lingkaran, kubus, segi,
corak kaligrafi dan lain-lain.
Dalam
tradisi Melayu Riau, corak-corak dasar itu dikembangkan lagi dengan beragam
variasi sehingga membentuk suatu perpaduan yang serasi. Bahkan, ada yang
menimbulkan nama-nama baru untuk ragam hias yang dimaksud. Corak pucuk rebung
misalnya,berkembang menjadi 28 bentuk. Corak kaluk pakis menjadi 20 bentuk.
Siku keluang menjadi 8 bentuk. Hal itu selain memperkaya khazanah corak Melayu
Riau, juga menunjukkan tingginya daya karsa, cipta, dan karya atau kreativitas
masyarakat Melayu Riau dalam berseni budaya.
2.3 Nama-nama Corak
A. Corak dari tumbuhan
Bunga
Bunga
Bakung, Bunga Melati, Bunga Kundur, Bunga Mentimun, Bunga Hutan, Bunga
Kiambang,Bunga Cengkih, Bunga Setaman, Bunga Serangkai, Bunga Berseluk, Bunga
Sanggit, Bunga Sejurai, Bunga Kembar, Bunga Tunggal, Kembang Selari dan
lain-lain.
Kuntum
Kuntum
Tak Jadi,Kuntum Merekah, Kuntum Serangkai, Kuntum Bersanding, Kuntum Kembar,
Kuntum Berjurai, Kuntum Sejurai, Kuntum Jeruju, Kuntum Setanding, Kuntum Tak
Sudah dan sebagainya.
Daun
Daun Bersusun,
Daun Sirih, Daun Keladi, Daun Bersanggit Bunga, Susun Sirih Pengantin, Susun
Sirih Sekawan, Daun Berseluk.
Buah
Tampuk Manggis, Buah Hutan, Buah Delima, Buah Anggur, Buah Setangkai, Pisang-pisang, Pinang-pinang, Buah Kasenak, Buah Mengkudu, Delima Merekah.
Akar-akaran
Kaluk Pakis, Kaluk Paku, Akar Bergelut, Akar Melilit, akar Berpilin, Akar Berjuntai, Akar-akaran, Belah Rotan, Pucuk Rebung.
B. Corak
dari hewan
Unggas
Itik,Itik Pulang Petang, Ayam Jantan, Ayam Bersabung, Burung Punai, Burung Bangau, Burung Serindit, Burung Balam Dua Setengger, Burung Kurau, Kurau Mengigal, Garuda Menyambar, Burung Merak, Merak Sepasang, Siku Keluang.
Itik,Itik Pulang Petang, Ayam Jantan, Ayam Bersabung, Burung Punai, Burung Bangau, Burung Serindit, Burung Balam Dua Setengger, Burung Kurau, Kurau Mengigal, Garuda Menyambar, Burung Merak, Merak Sepasang, Siku Keluang.
Hewan Melata
Ular-ularan,
Ular Melingkar, Ular Tidur, Naga-nagaan, Naga Bersabung, Naga Bejuang, Naga
Bertangkup.
Hewan Buas
Singa-singaan, Harimau Jantan.
Serangga
Semut
Beriring, Lebah Bergantung / Lebah Bergayut, Kupu-kupu, Kupu-kupu Sepasang,
Belalang Rusa, Sepatung/Cepatung Berkawan.
Hewan Air
Ikan Bergelut,
Ikan Sekawan, Ketam-ketam, Siangak Hanyut
C. Ragam Motif Benda Angkasa
Bulan
Penuh, Bulan Sabit, Bulan Temaram, Bintang-bintang, Bintang Bertabur, Bintang
Bersusun, Bintang Tiga, Bintang Lima, Bintang Tujuh, Bintang Meninggi Hari,
Matahari Pagi, Awan Larat, Awan Bergelut.
D. Ragam
Motif Bentuk Tertentu
Segi
Penjuru empat, Segi Penjuru Enam, Segi Lima, Segi Delapan, Segi Tiga, Segi
Panjang, Bulat Penuh,Bujur Telur, Lengkung Anak Bulan, Lentik Bersusun.
E. Ragam Motif Kaligrafi
Mengacu
kepada Ayat-ayat Kitab Suci Al-Qur'an bersifat kaligrafi.
2.4 Makna dan Falsafah
Corak
Nilai
Ketaqwaan kepada Allah
Orang
Melayu Riau adalah penganut agama Islam yang mana nilai-nilai itu mempengaruhi
budaya. Dalam ungkapan adat dikatakan "Berpijak pada Yang Satu" atau
"Hidup berselimut adat, mati berkafan iman". Ini tercermin dalam
ragam motif bulan sabit, bintang-bintang, kaligrafi, dan lain-lain.
Nilai Kerukunan
Kerukunan
hidup sangatlah dijunjung tinggi orang Melayu yang tersimpul dalam ragam motif
balam dua setengger, akar berpilin, sirih bersusun, kembang setaman, dan
lain-lain.
kerukunan
juga mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan, kegotongroyongan dan timbang
rasa yang tinggi. Dapat dilihat pada ragam motif semut beriring, itik pulang
petang, bunga berseluk daun, ikan sekawan, dan lain-lain. Sesuai ungkapan
"senasib sepenanggungan, seaib, semalu", "yang berat sama
dipikul, yang ringan sama dijinjing", "ke laut sama berbasah, ke
darat sama berkering", atau "mendapat sama berlaba, hilang sama
merugi", bahkan "persebatian iman" atau "perpaduan
umat". Landasan ini semua menyebabkan orang Melayu selalu menerima siapa
pun yang datang ke daerah melayu dengan muka jernih dan hati yang bersih.
Keterbukaan yang lambat-laun melahirkan masyarakat Melayu yang majemuk dengan
kebudayaannya yang majemuk pula.
Nilai Kearifan
Arif
dalam menyimak dan bijaksana dalam bertindak menjadi salah satu landasan sifat
orang Melayu. "Yang arif menjemput tuah, yang bijak menjemput marwah"
terpateri dalam ragam motif burung serindit yang dimitoskan sebagai lambang
kearifan dan kebijaksanaan Melayu.
Nilai Kepahlawanan
Orang
Melayu menjunjung tinggi nilai-nilai kepahlawanan seperti dalam ungkapan
"esa hilang dua terbilang, tak Melayu Hilang di bumi", "sekali
layar terkembang, pantang berbalik pulang", atau "sekali masuk
gelanggang, pantang berbalik belakang". Nilai ini juga bermanfaat untuk
pemberi semangat dan menaikkan keberanian. Disimpai dalam ragam motif naga
berjuang, naga bertangkup, garuda menyambar, ayam jantan, dan lain-lain. Ragam
motif ini umumnya dipergunakan pada benda-benda kerajaan, alat perlengkapan
upacacara adat, senjata, dan sebagainya.
Nilai Kasih Sayang
Sayang
menyayangi, hormat menghormati, lemah lembut dan bersih hati menjadi acuan
dalam budaya Melayu Riau. Umumnya dilambangkan dalam ragam motif berbentuk
bunga seperti bunga bakung, bunga sekuntum, bunga cengkih, bunga mentimun,
bunga kundur, bunga kuntum setaman, bunga berjurai, dan lain-lain. Motif bunga
dan kuntum menjadi "mahkota" dalam hiasan.
Nilai Kesuburan
Kemakmuran
hidup lahiriah dan bathiniah, murah rezeki dan berkembang usaha, yang ujungnya
mewujudkan kehidupan yang aman dan damai merupakan kandungan nilai kesuburan.
Ragam motif pucuk rebung dan segala variasinya sangat mencerminkan nilai ini.
Nilai Tahu Diri
Adat
mengungkapkan "tahu diri dengan perinya, tahu duduk dengan tegaknya, tahu
alur dengan patutnya" yang tercermin dalam ragam motif bulan penuh, kaluk
pakis, awan larat beserta segala variasinya.
Nilai Tanggung Jawab
Siku keluang,
akar berjalin menjadi cerminan dari sifat bertanggung jawab orang Melayu dalam
kehidupannya.
2.5 Pemanfaatan Corak dan Ragam Hias Tenun Melayu
Dahulu Corak tenun Melayu
dimanfaatkan oleh orang-orang bangsawan saja sebagai pakaian pembesar kerajaan.
Namun kini, pemanfaatan tenun Melayu sudah menyebarluas dikalangan masyarakat.
Adapun Pemanfaatan Corak dan ragam
hias tenun Melayu Riau pada saat ini sebagai berikut:
1.Pakaian
resmi (kain samping) untuk pertemuan
2.
Pakaian upacara adat
3.
Pakaian perkawinan dan perlengkapan adat Melayu
4.
Pakaian untuk Tarian Melayu
5.Pakaian
untuk acara perkawinan atau pesta
6.
selendang dan tanjak
2.6 Corak
Tenun dan Ragam hias beserta filosofinya
Berikut
adalah beberapa contoh corak tenun dan ragam hiasnya beserta makna dan contoh
kain nya pada saat ini.
1.Tumbuhan ( Flora )
Corak
dasar : Pucuk rebung
Variasi : Pucuk rebung sirih tunggal
Filosofi : Bila memakai sirih tunggal
Celaka hilang jauhlah sial
Dada lapang panjanglah akal
Sebarang kerja menjadi amal
Corak
dasar : Pucuk rebung
Variasi : Pucuk rebung penuh
Filosofi : Memakai pucuk rebung penuh
Hati suci akal senonoh
Bagaikan pohon tempat berteduh
Pinggan berisi mangkukpun penuh
Corak
dasar : Pucuk rebung
Variasi : Pucuk rebung kaluk pakis
bertingkat
Filosofi : Memakai kaluk pakis bertingkat
Bertingkat pula letak atur
Perangai elok manislah sifat
Sesama umat nampak akur
Corak
dasar : Pucuk rebung
Variasi : Rebung bersiku keluang
Filosofi : Pucuk rebung bersiku keluang
Dipakai untuk tenun dan tekat
Laba menuntung muka belakang
Sampailah pinta terkabul niat
Corak
dasar : Pucuk rebung
Variasi : Rebung bertabur
Filosofi : Hiasan pucuk rebung bertabur
Eloknya ada idah terbawa
Hilang buruk bawa bersyukur
Iman kokoh karna bertaqwa
2. Hewan ( Fauna )
Corak
dasar : Naga-naga
Variasi : Kuntum bermain
Filosofi : Naga-naga kuntum bermain
Hiasan untuk kaum bangsawan
Berjaga-jaga sebelum bermain
Tidakkan tunduk kepada lawan
Corak
dasar : Naga-nagaan
Variasi : Naga menyamar
Filosofi : Hiasan bernama naga menyamar
Jalin menjalin daun dan bunga
Pahlawan ternama berjiwa besar
Bagaikan bermain mengadu nyawa
Corak
dasar : Itik- itik
Variasi : Itik Sekawan
Filosofi : Hiasan bernama itik sekawan
Dundun- berdundun kemana pergi
Makan bersama ingatlah kawan
Bersopan santun mulialah budi
3. Alam
Corak
dasar : Bintang-bintang
Variasi : Sirih Raja
Filosofi : Bintang- bintang sirih Raja
Tempatnya diatur oleh adat
Berkasih saying seiya sekata
Sejahtera hidup dunia akhirat
Corak
dasar : Awan Larat
Variasi : Kembang beratur
Filosofi : Awan Larat kembang beratur
Ulur- ulur gelar adatnya
Kasih lekat hiduppun akur
Sampai ke kubur tali ikatnya
Corak
dasar : Kembang Bulan
Variasi : Kembang bulan kaluk paku
Filosofi : Kembang bulan berkaluk paku
Muka bantal tempat diamnya
Orang beriman eloklah laku
Hubungan kekal selama- lamanya
Corak
dasar : Gerak Gempa
Variasi : Bunga serigi
Filosofi : Hiasan bernama gerak gempa
Disebut juga Bunga Serigi
Iman kokoh hidup ternama
Selamatlah hidup tinggallah mati
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa corak dan ragam hias tenun Melayu Riau mempunyai makna dan
falsafah tertentu.Adapun sumber corak yaitu berasal dari tumbuhan, hewan, benda
angkasa,dan bentuk-bentuk tertentu yang mempunyai makna pula.Pemanfaatan corak
dan ragam hias berupa tenunan Melayu pada saat ini yaitu sebagai pakaian untuk
pertemuan acara resmi, upacara adat,sebagai pakaian adat perkawinan Melayu,
pakaian untuk tarian Melayu,sebagai kain samping bagi pria,tanjak dan juga
selendang.
3.2 Saran
Dengan adanya corak dan ragam hias
tenun Melayu sebagai khazanah kebudayaan Melayu Riau hingga saat ini,penulis
mengharapkan kita semua dapat menjaga dan melestarikan kerajinan ini serta
dapat mengamalkan segala nasihat yang terdapat dalam filosofi corak tenun
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Malik.2009. Memelihara
Warisan yang Agung. Penerbit; Akar
Indonesia. Yogyakarta
Abdul Malik.2012. Menjemput Tuah
Menjunjung Marwah.Penerbit; Pemerintah kota Tanjungpinang Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif. Tanjungpinang
Drs. H. Abdul Malik, M.Pd.2003.Corak
dan Ragi Tenun Melayu Riau.Penerbit; Balai Kajian dan Pengembangan Buday
Melayu.Yogyakarta
satu uasaha yang baik , ringkas dan jelas. semoga sukses
BalasHapus