Senin, 23 Juni 2014

MAKALAH TRADISI MELAYU



MAKALAH
Corak dan Ragam Hias Tenun Melayu Riau

Mata kuliah: Tradisi Melayu
DosenPembimbing: Tety Kurmalasary, M.Sc




Disusun Oleh:Samsidar
NIM: 130388201026
Kelas:F2



PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MARTIM RAJA ALI HAJI
2014








KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb               
Puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah yang Maha Esa,karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Corak dan Ragam hias Tenun Melayu ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah Tradisi Melayu oleh ibu Tetty Kurmalasary M,Sc.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan,akhir kata penulis ucapkan Terimakasih.



Tanjungpinang,28 Mei 2014

Penulis







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................................... 1

BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Corak...................................................................................................... 2
2.2 Sumber Corak........................................................................................................... 2
2.3 Nama-nama Corak.................................................................................................... 3
2.4 Makna dan Falsafah Corak....................................................................................... 5
2.5 Pemanfaatan Corak dan Ragam Hias Tenun Melayu............................................... 6
2.6 Corak Tenun dan Ragam hias beserta filosofinya.................................................... 8

BAB III  PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 14
3.2 Saran......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 15









BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Melayu Riau kaya dengan khazanah budayanya. Antaranya yang amat menonjol adalah motif ornamen Melayunya, yang banyak dipakai untuk motif kain songket dan seni ukir. Motif atau corak dan ragi Melayu Riau ini memiliki ciri khas tersendiri walaupun di antaranya mempunyai dasar yang sama dengan daerah-daerah Melayu sekitarnya. Misalnya saja pemakaian corak dan ragi pada kain songket tenun dari Siak.
Setiap kawasan budaya di Riau memiliki corak dan ragi hias tersendiri. Termasuk corak tenunan. Masyarakat Melayu Riau memiliki corak dasar yang sejak ratusan tahun menjadi khazanah budayanya. Sebagian besar corak itu dikekalkan dalam bentuk ukiran (kayu, perunggu, emas, perak, dan suasa); sebagian lain dalam bentuk tenunan kain dan sebagian lainnya dalam bentuk anyaman (rotan, pandan, dan akar-akaran).
Sejak masa Kerajaan Johor-Riau dan Riau-Johor (1511-1787), tradisi bertenun sudah tumbuh subur di tengah Masyarakat Riau. Secara umum, di daratan pulau Sumatera, aktivitas bertenun berkembang sejalan dengan kebesaran kerajaan-kerajaan Melayu daratan, seperti Kerajaan Pelalawan (1530-1879), Indragiri (1658-1838), dan Kerajaan Siak Sri Indrapura (1723-1858).        
1.2        Rumusan Masalah
1.         Apa Pengertian Corak ?
2.         Bagaimana Sumber Corak dan Nama-nama Coraknya?
3.         Apa Makna dan Falsafah Corak ?
4.         Bagaimana Pemanfaatan Corak Tenun Melayu pada saat ini ?
5.         Bagaimana Corak dan Ragam Hias Tenun Melayu beserta filosofinya ?
1.3       Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai Corak dan Ragam Hias Tenun Melayu. 









BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Corak
Didalam tradisi Melayu Riau motif atau pola lazimnya disebut corak, ragi, bentuk, dasar, acuan induk, bentuk asal, atau gambar asal. Bagi para pengrajin tenun corak biasanya pula disebut pengacu, contoh acu atau acu saja. Bagi pengrajin anyaman, corak disebut contoh asal, bentuk asal, atau gambar induk. Sedangkan pengrajin ukiran menyebutnya contoh bentuk, acuan, atau reka bentuk.
Sebutan lain pada umumnya adalah contoh hiasan atau bentuk hiasan. Pemakaian kata hiasan mengacu kepada salah satu fungsi corak sebagai unsure hiasan, sedangkan benda yang menjadi hiasan itu disebut perhiasan dalam arti luas.

2.2       Sumber Corak
Corak dasar Melayu Riau umumnya bersumber dari alam, yakni terdiri atas flora (tumbuhan) , fauna (hewan) ,dan benda-benda angkasa. Benda-benda itulah yang direka-reka dalam bentuk-bentuk tertentu, baik menurut bentuk asalnya seperti bunga kundur, bunga hutan, maupun dalam bentuk yang sudah diabstrakkan atau dimodifikasi sehingga tak lagi menampakkan wujud asalnya, tetapi hanya menggunakan namanya saja seperti itik pulang petang,semut beriring dan lebah bergantung.
Diantara corak-corak tersebut, yang terbanyak dipakai adalah yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan ( flora ). Hal ini terjadi karena orang Melayu umumnya beragama islam sehingga corak hewan dikhawatirkan menjurus pada hal-hal yang berbau “keberhalaan”. Corak hewan yang dipilih umumnya yang mengandung sifat tertentu. Corak semut misalnya disebut dengan semut beriring digunakan karena sifat semut yang rukun saling tolong-menolong. Begitu juga dengan corak Lebah,mengeluarkan madu yang bermanfaat untuk orang banyak. Kemudian corak Naga yang berkaitan dengan mitos tentang keperkasaan naga sebagai penguasa lautan dan sebagainya.
Selain itu, benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, matahari dan awan dijadikan corak karena mengandung nilai falsafah tertentu pula.Ada pula corak yang bersumber dari bentuk-bentuk tertentu yakni wajik, lingkaran, kubus, segi, corak kaligrafi dan lain-lain.
Dalam tradisi Melayu Riau, corak-corak dasar itu dikembangkan lagi dengan beragam variasi sehingga membentuk suatu perpaduan yang serasi. Bahkan, ada yang menimbulkan nama-nama baru untuk ragam hias yang dimaksud. Corak pucuk rebung misalnya,berkembang menjadi 28 bentuk. Corak kaluk pakis menjadi 20 bentuk. Siku keluang menjadi 8 bentuk. Hal itu selain memperkaya khazanah corak Melayu Riau, juga menunjukkan tingginya daya karsa, cipta, dan karya atau kreativitas masyarakat Melayu Riau dalam berseni budaya.

2.3       Nama-nama Corak
A. Corak dari tumbuhan
Bunga
Bunga Bakung, Bunga Melati, Bunga Kundur, Bunga Mentimun, Bunga Hutan, Bunga Kiambang,Bunga Cengkih, Bunga Setaman, Bunga Serangkai, Bunga Berseluk, Bunga Sanggit, Bunga Sejurai, Bunga Kembar, Bunga Tunggal, Kembang Selari dan lain-lain.

Kuntum
Kuntum Tak Jadi,Kuntum Merekah, Kuntum Serangkai, Kuntum Bersanding, Kuntum Kembar, Kuntum Berjurai, Kuntum Sejurai, Kuntum Jeruju, Kuntum Setanding, Kuntum Tak Sudah dan sebagainya.

Daun
Daun Bersusun, Daun Sirih, Daun Keladi, Daun Bersanggit Bunga, Susun Sirih Pengantin, Susun Sirih Sekawan, Daun Berseluk.

Buah
Tampuk Manggis, Buah Hutan, Buah Delima, Buah Anggur, Buah Setangkai, Pisang-pisang, Pinang-pinang, Buah Kasenak, Buah Mengkudu, Delima Merekah.

Akar-akaran
Kaluk Pakis, Kaluk Paku, Akar Bergelut, Akar Melilit, akar Berpilin, Akar Berjuntai, Akar-akaran, Belah Rotan, Pucuk Rebung.



B. Corak dari hewan
Unggas
Itik,Itik Pulang Petang, Ayam Jantan, Ayam Bersabung, Burung Punai, Burung Bangau, Burung Serindit, Burung Balam Dua Setengger, Burung Kurau, Kurau Mengigal, Garuda Menyambar, Burung Merak, Merak Sepasang, Siku Keluang.

Hewan Melata
Ular-ularan, Ular Melingkar, Ular Tidur, Naga-nagaan, Naga Bersabung, Naga Bejuang, Naga Bertangkup.

Hewan Buas
Singa-singaan, Harimau Jantan.

Serangga
Semut Beriring, Lebah Bergantung / Lebah Bergayut, Kupu-kupu, Kupu-kupu Sepasang, Belalang Rusa, Sepatung/Cepatung Berkawan.

Hewan Air
Ikan Bergelut, Ikan Sekawan, Ketam-ketam, Siangak Hanyut

C. Ragam Motif Benda Angkasa
Bulan Penuh, Bulan Sabit, Bulan Temaram, Bintang-bintang, Bintang Bertabur, Bintang Bersusun, Bintang Tiga, Bintang Lima, Bintang Tujuh, Bintang Meninggi Hari, Matahari Pagi, Awan Larat, Awan Bergelut.

D. Ragam Motif Bentuk Tertentu
Segi Penjuru empat, Segi Penjuru Enam, Segi Lima, Segi Delapan, Segi Tiga, Segi Panjang, Bulat Penuh,Bujur Telur, Lengkung Anak Bulan, Lentik Bersusun.

E. Ragam Motif Kaligrafi
Mengacu kepada Ayat-ayat Kitab Suci Al-Qur'an bersifat kaligrafi.



2.4       Makna dan Falsafah Corak
Nilai Ketaqwaan kepada Allah
Orang Melayu Riau adalah penganut agama Islam yang mana nilai-nilai itu mempengaruhi budaya. Dalam ungkapan adat dikatakan "Berpijak pada Yang Satu" atau "Hidup berselimut adat, mati berkafan iman". Ini tercermin dalam ragam motif bulan sabit, bintang-bintang, kaligrafi, dan lain-lain.

Nilai Kerukunan
Kerukunan hidup sangatlah dijunjung tinggi orang Melayu yang tersimpul dalam ragam motif balam dua setengger, akar berpilin, sirih bersusun, kembang setaman, dan lain-lain.
kerukunan juga mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan, kegotongroyongan dan timbang rasa yang tinggi. Dapat dilihat pada ragam motif semut beriring, itik pulang petang, bunga berseluk daun, ikan sekawan, dan lain-lain. Sesuai ungkapan "senasib sepenanggungan, seaib, semalu", "yang berat sama dipikul, yang ringan sama dijinjing", "ke laut sama berbasah, ke darat sama berkering", atau "mendapat sama berlaba, hilang sama merugi", bahkan "persebatian iman" atau "perpaduan umat". Landasan ini semua menyebabkan orang Melayu selalu menerima siapa pun yang datang ke daerah melayu dengan muka jernih dan hati yang bersih. Keterbukaan yang lambat-laun melahirkan masyarakat Melayu yang majemuk dengan kebudayaannya yang majemuk pula.

Nilai Kearifan
Arif dalam menyimak dan bijaksana dalam bertindak menjadi salah satu landasan sifat orang Melayu. "Yang arif menjemput tuah, yang bijak menjemput marwah" terpateri dalam ragam motif burung serindit yang dimitoskan sebagai lambang kearifan dan kebijaksanaan Melayu.

Nilai Kepahlawanan
Orang Melayu menjunjung tinggi nilai-nilai kepahlawanan seperti dalam ungkapan "esa hilang dua terbilang, tak Melayu Hilang di bumi", "sekali layar terkembang, pantang berbalik pulang", atau "sekali masuk gelanggang, pantang berbalik belakang". Nilai ini juga bermanfaat untuk pemberi semangat dan menaikkan keberanian. Disimpai dalam ragam motif naga berjuang, naga bertangkup, garuda menyambar, ayam jantan, dan lain-lain. Ragam motif ini umumnya dipergunakan pada benda-benda kerajaan, alat perlengkapan upacacara adat, senjata, dan sebagainya.

Nilai Kasih Sayang
Sayang menyayangi, hormat menghormati, lemah lembut dan bersih hati menjadi acuan dalam budaya Melayu Riau. Umumnya dilambangkan dalam ragam motif berbentuk bunga seperti bunga bakung, bunga sekuntum, bunga cengkih, bunga mentimun, bunga kundur, bunga kuntum setaman, bunga berjurai, dan lain-lain. Motif bunga dan kuntum menjadi "mahkota" dalam hiasan.

Nilai Kesuburan
Kemakmuran hidup lahiriah dan bathiniah, murah rezeki dan berkembang usaha, yang ujungnya mewujudkan kehidupan yang aman dan damai merupakan kandungan nilai kesuburan. Ragam motif pucuk rebung dan segala variasinya sangat mencerminkan nilai ini.

Nilai Tahu Diri
Adat mengungkapkan "tahu diri dengan perinya, tahu duduk dengan tegaknya, tahu alur dengan patutnya" yang tercermin dalam ragam motif bulan penuh, kaluk pakis, awan larat beserta segala variasinya.

Nilai Tanggung Jawab
Siku keluang, akar berjalin menjadi cerminan dari sifat bertanggung jawab orang Melayu dalam kehidupannya.

2.5      
Pemanfaatan Corak dan Ragam Hias Tenun Melayu
            Dahulu Corak tenun Melayu dimanfaatkan oleh orang-orang bangsawan saja sebagai pakaian pembesar kerajaan. Namun kini, pemanfaatan tenun Melayu sudah menyebarluas dikalangan masyarakat.
            Adapun Pemanfaatan Corak dan ragam hias tenun Melayu Riau pada saat ini sebagai berikut:



1.Pakaian resmi (kain samping)  untuk pertemuan

2. Pakaian upacara adat

3. Pakaian perkawinan dan perlengkapan adat Melayu
   
4. Pakaian untuk Tarian Melayu
  
5.Pakaian untuk acara perkawinan atau pesta
 
6. selendang dan tanjak

 



2.6       Corak Tenun dan Ragam hias beserta filosofinya
Berikut adalah beberapa contoh corak tenun dan ragam hiasnya beserta makna dan contoh kain nya pada saat ini.

1.Tumbuhan ( Flora )
Corak dasar     : Pucuk rebung
Variasi             : Pucuk rebung sirih tunggal
Filosofi            : Bila memakai sirih tunggal
                          Celaka hilang jauhlah sial
                          Dada lapang panjanglah akal
                          Sebarang kerja menjadi amal



Corak dasar     : Pucuk rebung
Variasi             : Pucuk rebung penuh
Filosofi            : Memakai pucuk rebung penuh
                          Hati suci akal senonoh
                          Bagaikan pohon tempat berteduh
                          Pinggan berisi mangkukpun penuh



Corak dasar     : Pucuk rebung
Variasi             : Pucuk rebung kaluk pakis bertingkat
Filosofi            : Memakai kaluk pakis bertingkat
                          Bertingkat pula letak atur
                          Perangai elok manislah sifat
                          Sesama umat nampak akur


     



Corak dasar     : Pucuk rebung
Variasi             : Rebung bersiku keluang
Filosofi            : Pucuk rebung bersiku keluang
                          Dipakai untuk tenun dan tekat
                          Laba menuntung muka belakang
                          Sampailah pinta terkabul niat
     

Corak dasar     : Pucuk rebung
Variasi             : Rebung bertabur
Filosofi            : Hiasan pucuk rebung bertabur
                          Eloknya ada idah terbawa
                          Hilang buruk bawa bersyukur
                          Iman kokoh karna bertaqwa
    




2. Hewan ( Fauna )
Corak dasar     : Naga-naga
Variasi             : Kuntum bermain
Filosofi            : Naga-naga kuntum bermain
                          Hiasan untuk kaum bangsawan
                          Berjaga-jaga sebelum bermain
                          Tidakkan tunduk kepada lawan
   

Corak dasar     : Naga-nagaan
Variasi             : Naga menyamar
Filosofi            : Hiasan bernama naga menyamar
                          Jalin menjalin daun dan bunga
                          Pahlawan ternama berjiwa besar
                          Bagaikan bermain mengadu nyawa



Corak dasar     : Itik- itik
Variasi             : Itik Sekawan
Filosofi            : Hiasan bernama itik sekawan
                          Dundun- berdundun kemana pergi
                          Makan bersama ingatlah kawan
                          Bersopan santun mulialah budi
     



3. Alam
Corak dasar     : Bintang-bintang
Variasi             : Sirih Raja
Filosofi            : Bintang- bintang sirih Raja
                          Tempatnya diatur oleh adat
                          Berkasih saying seiya sekata
                          Sejahtera hidup dunia akhirat
       




Corak dasar     : Awan Larat
Variasi             : Kembang beratur
Filosofi            : Awan Larat kembang beratur
                          Ulur- ulur gelar adatnya
                          Kasih lekat hiduppun akur
                          Sampai ke kubur tali ikatnya



Corak dasar     : Kembang Bulan
Variasi             : Kembang bulan kaluk paku
Filosofi            : Kembang bulan berkaluk paku
                          Muka bantal tempat diamnya
                          Orang beriman eloklah laku
                          Hubungan kekal selama- lamanya



Corak dasar     : Gerak Gempa
Variasi             : Bunga serigi
Filosofi            : Hiasan bernama gerak gempa
                          Disebut juga Bunga Serigi
                          Iman kokoh hidup ternama
                          Selamatlah hidup tinggallah mati










BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa corak dan ragam hias tenun Melayu Riau mempunyai makna dan falsafah tertentu.Adapun sumber corak yaitu berasal dari tumbuhan, hewan, benda angkasa,dan bentuk-bentuk tertentu yang mempunyai makna pula.Pemanfaatan corak dan ragam hias berupa tenunan Melayu pada saat ini yaitu sebagai pakaian untuk pertemuan acara resmi, upacara adat,sebagai pakaian adat perkawinan Melayu, pakaian untuk tarian Melayu,sebagai kain samping bagi pria,tanjak dan juga selendang.

3.2       Saran
            Dengan adanya corak dan ragam hias tenun Melayu sebagai khazanah kebudayaan Melayu Riau hingga saat ini,penulis mengharapkan kita semua dapat menjaga dan melestarikan kerajinan ini serta dapat mengamalkan segala nasihat yang terdapat dalam filosofi corak tenun tersebut.















DAFTAR PUSTAKA




Abdul Malik.2009. Memelihara Warisan yang Agung. Penerbit;  Akar Indonesia. Yogyakarta

Abdul Malik.2012. Menjemput Tuah Menjunjung Marwah.Penerbit; Pemerintah kota Tanjungpinang Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tanjungpinang

Drs. H. Abdul Malik, M.Pd.2003.Corak dan Ragi Tenun Melayu Riau.Penerbit; Balai Kajian dan Pengembangan Buday Melayu.Yogyakarta
 




1 komentar: