Peran
Masyarakat Kurangi Anak Jalanan
Tanjungpinang- Kepala
Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB)
Kota Tanjungpinang, Ahmad Yani mengakui terjadi peningkatan kasus dan jumlah
anak terkait permasalahan kekerasan terhadap anak di Kota Tanjungpinang
sepanjang tahun 2015 ini.
Walaupun angka kenaikan
tidak meningkat terlalu signifikan, sambungnya, dari bulan Januari- Oktober
2015 sudah tercatat 27 kasus dengan jumlah anak 35 orang. “ tercatat kasus
kekerasan terhadap anak yang paling marak adalah penelantaran anak yang dilakukan
oleh keluarga dan kerabat dengan jumlah 11 orang anak, serta pemerkosaan
tercatat 7 kasus dengan jumlah anak 7 orang, sedangkan kasus yang lain tidak
bergerak angkanya dibawah 6 kasus,” paparnya.
Ia mengatakan bahwa
penelantaran anak yang dilakukan keluarga dan kerabat anak tersebut mayoritas
terjadi karena faktor perekonomian yang tidak mencukupi dan kesibukan orang tua
sehingga lupa mempedulikan anak-anaknya. Untuk anak jalanan, kata Yani, di
Tanjungpinang sendiri sudah mencapai 70 orang anak jalanan yang tercatat.
Untuk mengatasi hal
tersebut, BP3AKB sudah melaksanakan pelatihan praktik skil yaitu bagaimana
menjadi orang tua idaman, dan melakukan peningkatan ekonomi keluarga dengan
membuka usaha sebagai bentuk kepedulian untuk membantu orang tua anak jalanan.
Selain hal itu, Yani mengatakakan
jika kedapatan anak jalanan tidak sekolah dan berkeliaran di jalanan maka
dengan sigap dilakukan razia dan dipulangkan ke keluarganya masing-masing.
Menyikapi permasalahan
itu, Wali kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengatakan untuk menghindari
masalah tersebut perlu adanya pembinaan terutama dari rumah tangga, RT, RW,
lingkungan masyarakat, dan kemudian kepedulian masyarakat serta semua pihak
secara menyeluruh.
“Tentunya himbauan itu
harus termasuk dalam sosialisasi di kelurahan-kelurahan, jangan sampai kasus
seperti itu terjadi. Karena berbicara tentang kultur budaya melayu, tidak ada yang seperti itu. Inilah yang harus
diperbaiki dan dibenahi untuk perspektif dalam kehidupan masyarakat itu
sendiri,” ujar lis saat diwawancarai wartawan Batam Pos.
Terkait hal tersebut
tentunya tak terlepas dari peran guru dan segenap masyarakat setempat. peran
pendidik juga menunjang untuk membentuk karakter anak didik sehingga mencegah
jumlah kasus penelantaran terhadap anak khususnya di Kota Tanjungpinang.
Diwawancara terpisah,
Ketua PGRI Kota Tanjungpinang mengatakan bahwa perlu adanya kerjasama yang baik
antara guru dan orang tua agar peraturan perundang-undangan yang ada bisa
dilakukan secara maksimal. Bukan berarti guru mengabaikan tanggung jawabnya
sehingga membiarkan siswanya bersikap tidak disiplin, akan tetapi tetap ada
mekanisme yang sesuai dengan peraturan sekolah.
“ Saya mengimbau kepada
seluruh guru di Kota Tanjungpinang baik pendidik maupun non pendidik, jadikanlah
semua pelajar di tanjungpinang adalah anak didik kita, jangan kita
memilah-milah mereka dan senantiasa menegur anak-anak yang ada di jalanan. Mari
meningkatkan kepedulian dan empati kita kepada mereka yang perlu dibina untuk
menghadapi masa depan yang lebih baik,” Tuturnya selasa (02/12).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar