Kamis, 21 Januari 2016

BERITA 4


Peran Masyarakat Kurangi Anak Jalanan

Tanjungpinang- Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kota Tanjungpinang, Ahmad Yani mengakui terjadi peningkatan kasus dan jumlah anak terkait permasalahan kekerasan terhadap anak di Kota Tanjungpinang sepanjang tahun 2015 ini.
Walaupun angka kenaikan tidak meningkat terlalu signifikan, sambungnya, dari bulan Januari- Oktober 2015 sudah tercatat 27 kasus dengan jumlah anak 35 orang. “ tercatat kasus kekerasan terhadap anak yang paling marak adalah penelantaran anak yang dilakukan oleh keluarga dan kerabat dengan jumlah 11 orang anak, serta pemerkosaan tercatat 7 kasus dengan jumlah anak 7 orang, sedangkan kasus yang lain tidak bergerak angkanya dibawah 6 kasus,” paparnya.
Ia mengatakan bahwa penelantaran anak yang dilakukan keluarga dan kerabat anak tersebut mayoritas terjadi karena faktor perekonomian yang tidak mencukupi dan kesibukan orang tua sehingga lupa mempedulikan anak-anaknya. Untuk anak jalanan, kata Yani, di Tanjungpinang sendiri sudah mencapai 70 orang anak jalanan yang tercatat.
Untuk mengatasi hal tersebut, BP3AKB sudah melaksanakan pelatihan praktik skil yaitu bagaimana menjadi orang tua idaman, dan melakukan peningkatan ekonomi keluarga dengan membuka usaha sebagai bentuk kepedulian untuk membantu orang tua anak jalanan.
Selain hal itu, Yani mengatakakan jika kedapatan anak jalanan tidak sekolah dan berkeliaran di jalanan maka dengan sigap dilakukan razia dan dipulangkan ke keluarganya masing-masing.
Menyikapi permasalahan itu, Wali kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengatakan untuk menghindari masalah tersebut perlu adanya pembinaan terutama dari rumah tangga, RT, RW, lingkungan masyarakat, dan kemudian kepedulian masyarakat serta semua pihak secara menyeluruh.
“Tentunya himbauan itu harus termasuk dalam sosialisasi di kelurahan-kelurahan, jangan sampai kasus seperti itu terjadi. Karena berbicara tentang kultur budaya melayu,  tidak ada yang seperti itu. Inilah yang harus diperbaiki dan dibenahi untuk perspektif dalam kehidupan masyarakat itu sendiri,” ujar lis saat diwawancarai wartawan Batam Pos.
Terkait hal tersebut tentunya tak terlepas dari peran guru dan segenap masyarakat setempat. peran pendidik juga menunjang untuk membentuk karakter anak didik sehingga mencegah jumlah kasus penelantaran terhadap anak khususnya di Kota Tanjungpinang.
Diwawancara terpisah, Ketua PGRI Kota Tanjungpinang mengatakan bahwa perlu adanya kerjasama yang baik antara guru dan orang tua agar peraturan perundang-undangan yang ada bisa dilakukan secara maksimal. Bukan berarti guru mengabaikan tanggung jawabnya sehingga membiarkan siswanya bersikap tidak disiplin, akan tetapi tetap ada mekanisme yang sesuai dengan peraturan sekolah.
“ Saya mengimbau kepada seluruh guru di Kota Tanjungpinang baik pendidik maupun non pendidik, jadikanlah semua pelajar di tanjungpinang adalah anak didik kita, jangan kita memilah-milah mereka dan senantiasa menegur anak-anak yang ada di jalanan. Mari meningkatkan kepedulian dan empati kita kepada mereka yang perlu dibina untuk menghadapi masa depan yang lebih baik,” Tuturnya selasa (02/12).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar