Rabu, 18 November 2015

BERITA 13


Kantor dengan Peninggalan Sejarah Melayu
TANJUNGPINANG- Balai Pelestarian Nilai Budaya Kota Tanjungpinang banyak menyimpan arsip dan bukti peninggalan sejarah Melayu. Kantor yang berdiri tahun 1985 ini menyimpan dokumen dan peninggalan sejarah dari empat provinsi di Indonesia, di antaranya provinsi Bangka Belitung, Jambi, Riau dan Kepulauan Riau.

Kantor yang berdiri di Jalan Pramuka kilometer 4 Kota Tanjungpinang ini melestarikan peninggalan sejarah tersebut dalam bentuk dokumen penting seperti naskah kuno dengan tulisan arab melayu, kumpulan buku cerita rakyat asal tanjungpinang, pakaian adat melayu dan barang-barang antik asli melayu seperti, kendi, mahkota melayu, gelang, topeng makyong dan lain-lain. Selain peninggalan-peninggalan tersebut, Balai ini juga kerap kali mengadakan penelitian-penelitian untuk menilik sejarah melayu di Kepulauan Riau.  

Salah seorang penjaga perpustakaan di Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Tanjungpinang, Maswar mengatakan bangunan yang telah digunakan sejak tahun 1986 ini memang menjadi wadah untuk melestarikan peninggalan sejarah Indonesia. Hal itu terbukti dengan pajangan-pajangan berbagai buku ilmu pengetahuan, novel karangan budayawan melayu, peralatan mencari nafkah pada zaman dahulu, naskah kuno asli, dan barang-barang antik melayu yang ada diperpustakaan itu. Sejumlah perlengkapan perkawinan adat melayu dan berbagai peninggalan alat-alat rumah tangga terlihat lengkap di dalam lemari kaca yang berada di perpustakaan tersebut.

“Kantor Balai Pelestarian ini sebenarnya mempunyai museum di Riau, tapi karena banyak peninggalan sejarah melayu di Tanjungpinang makanya kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya ini  didirikan di Kota Tanjungpinang. Karena letaknya berada di daerah melayu makanya kantor ini lebih mengarsipkan peninggalan budaya dan sejarah melayu”. Ujar Maswar (18/11).

Kantor yang didirikan dengan tujuan untuk melestarikan budaya Indonesia ini juga menyimpan  permainan tradisional berupa gasing raksasa asal Bangka Belitung. Gasing yang memiliki berat mencapai 140 Kg dengan diameter tengah dan tinggi 70 cm ini sudah tercatat Muri berputar selama 3 menit 67 detik pada tahun 2006 yang dimainkan 10 orang diantaranya 1 orang pemegang tali, 2 orang pemegang stang, dan 7 orang pemutar gasing.

Selain permainan  tradisional tersebut, Balai ini juga banyak menyimpan buku cerita rakyat asal Kepulauan Riau yang tidak diketahui oleh masyarakat. Di antaranya, Sungai Jodoh, Wak Si dolan, Bujang Sri Ladang, Pusakan Tanjung Penyabung, Laksaman Jangoi, Lancang Kuning dan lain sebagainya. Tentunya hal tersebut butuh perhatian dari kalangan muda dan masyarakat untuk mengingat punahnya cerita rakyat melayu di Kepulauan Riau Khususnya di Tanjungpinang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar