Usia
Tak Muda Lagi, Dosen Ini Tetap Semangat
TANJUNGPINANG- (28/10) Umur tak
menjadi kendala untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan, bahasa, sastra dan
budaya. Itulah yang dikatakan Salah seorang dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ini. Dosen yang berkelahiran di
Tanah Daik Lingga ini mempunyai nama lengkap Drs. H. Said Barakbah Ali, M. M.
Beliau merupakan Salah seorang Dosen UMRAH yang mempunyai
keunggulan bakat dibidang bahasa dan sastra. Dosen yang pernah menduduki
jabatan sebagai ketua jurusan di FKIP UMRAH ini kini menginjak usia 63 tahun,
Namun baginya umur tak menjadi masalah untuk maju dan aktif di pelbagai kegiatan.
Tekad dan motivasinya yang kuat
membuat mahasiswa berpikir untuk membuat perubahan di kalangan mahasiswa dan
dosen-dosen FKIP UMRAH. Lewat motivasi dan ide-idenya, beliau mencetuskan
kegiatan Pekan Sastra dan Budaya agar dilaksanakan di lingkungan UMRAH. Karena
selain mempunyai tujuan untuk mengembangkan bakat mahasiswa agar melahirkan
generasi muda yang berkualitas, tujuan lainnya juga untuk
memasyarakatkan Bahasa Indonesia di kalangan pemuda guna melahirkan generasi
muda yang mampu berbahasa dan memelihara bahasa dan sastra Indonesia.
Melalui kegiatan Pekan Sastra dan
Budaya untuk memperingati bulan bahasa yang dilaksanakan oleh Himpunan
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMRAH pada 29-31 Oktober 2015,
Drs. H. Said Barakbah Ali, M.M memberikan wejangan dan nasihat kepada Hima PBSI
UMRAH agar memegang teguh Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alat untuk
mengedepankan prestasi dan menjunjung khazanah budaya Indonesia.
Dosen yang dulunya pernah
berprestasi membacakan puisi bersama sastrawan Sutardji Calzoum Bahri
berjudul “TAPI” pada tahun 1975 ini, mengungkapkan, Bahwa pemuda zaman
dulu sudah terpikirkan untuk membentuk Tanah Air, Undang-undang, Bangsa dan
Bahasa sebelum Indonesia merdeka. Dan sekarang, Pemuda Indonesia tak lagi
memikirkan keempat hal tersebut. Namun, pemuda saat ini harus menerapkan empat
pilar tersebut untuk mengisi kemerdekaan dan memelihara konsep sumpah pemuda.
Lewat argumen yang disampaikannya, beliau mengharapkan keempat pilar tersebut
dapat memupuk rasa cinta Bangsa Indonesia terhadap Bahasa Indonesia dan Tanah
Air Indonesia.
Sosok kelahiran 11 Maret 1952 ini
memperlihatkan eksistensinya sebagai dosen yang mampu membuktikan rasa
kecintaannya terhadap Tanah Air dan Bahasa Indonesia. Hal tersebut
dibuktikannya dengan prestasinya yang pernah membacakan puisi Chairil Anwar
berjudul “1943” pada tahun 1975 di muka masyarakat Indonesia. Selain itu, kini
beliau menyibukkan diri untuk mengikuti seminar Bahasa di Pusat Kantor Bahasa
dan mengajarkan mahasiswa UMRAH dengan sepenuh hati tanpa mengeluh walaupun usianya
yang kini tidak muda lagi. Karena prestasinya yang tak bisa dihitung,
Beliau menjadi panutan bagi mahasiswa FKIP UMRAH untuk memajukan Bahasa
Indonesia dan menekuni ilmu pengetahuan disemua bidang.
Dosen yang kerap kali berkecimpung
di dunia sastra ini mengaku sangat bersemangat untuk melaksanakan kegiatan yang
berkaitan dengan bahasa dan sastra indonesia. Namun dibalik rasa semangatnya
tersebut, timbul rasa penyesalan karna usianya yang tak muda lagi. Tentunya hal
tersebut akan menjadi kendala bagi dosen ini untuk mengadakan kegiatan-kegiatan
besar dan perlombaan-perlombaan di lingkungan Kampus. Oleh karena itu, beliau
selalu menyemangati dan membantu mahasiswa yang siap terjun dalam pelaksanaan
apapun jika memang pelaksanaan tersebut bertujuan untuk memajukan nama UMRAH
dan menaikkan akreditasi. Tak heran, jika banyak mahasiswa di FKIP UMRAH yang
meminta bantuan dan nasehat kepada beliau untuk dijadikan pegangan dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan di FKIP UMRAH.
Zainun, salah seorang mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengaku sangat beruntung menjadi
salah satu mahasiswa yang penasehat akademiknya adalah pak Said Barakbah Ali.
Karena, disamping sifat bijaksana yang beliau miliki, sifat adil dan rasa
peduli beliau juga diaplikasikan kepada setiap mahasiswa yang membutuhkan
bantuan dalam perkuliahan. Tentu saja hal tersebut menjadikan dosen berumur 63
tahun semakin disayangi dan dibanggakan oleh mahasiswa di FKIP UMRAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar