Rabu, 18 November 2015

BERITA 3


Usia Tak Muda Lagi, Dosen Ini Tetap Semangat

TANJUNGPINANG- (28/10) Umur tak menjadi kendala untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan, bahasa, sastra dan budaya. Itulah yang dikatakan Salah seorang dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ini. Dosen yang berkelahiran di Tanah Daik Lingga ini mempunyai nama lengkap Drs. H. Said Barakbah Ali, M. M. Beliau merupakan Salah seorang Dosen  UMRAH  yang mempunyai keunggulan bakat dibidang bahasa dan sastra. Dosen yang pernah menduduki jabatan sebagai ketua jurusan di FKIP UMRAH ini kini menginjak usia 63 tahun, Namun baginya umur tak menjadi masalah untuk maju dan aktif di pelbagai kegiatan.

Tekad dan motivasinya yang kuat membuat mahasiswa berpikir untuk membuat perubahan di kalangan mahasiswa dan dosen-dosen FKIP UMRAH. Lewat motivasi dan ide-idenya, beliau mencetuskan kegiatan Pekan Sastra dan Budaya agar dilaksanakan di lingkungan UMRAH. Karena selain mempunyai tujuan untuk mengembangkan bakat mahasiswa agar melahirkan generasi muda  yang berkualitas, tujuan lainnya juga  untuk memasyarakatkan Bahasa Indonesia di kalangan pemuda guna melahirkan generasi muda yang mampu berbahasa dan memelihara bahasa dan sastra Indonesia.

Melalui kegiatan Pekan Sastra dan Budaya untuk memperingati bulan bahasa yang  dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMRAH pada 29-31 Oktober 2015, Drs. H. Said Barakbah Ali, M.M memberikan wejangan dan nasihat kepada Hima PBSI UMRAH agar memegang teguh Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alat untuk mengedepankan prestasi dan menjunjung khazanah budaya Indonesia.

Dosen yang dulunya pernah berprestasi membacakan puisi bersama sastrawan Sutardji Calzoum Bahri  berjudul “TAPI”  pada tahun 1975 ini, mengungkapkan, Bahwa pemuda zaman dulu sudah terpikirkan untuk membentuk Tanah Air, Undang-undang, Bangsa dan Bahasa sebelum Indonesia merdeka. Dan sekarang, Pemuda Indonesia tak lagi memikirkan keempat hal tersebut. Namun, pemuda saat ini harus menerapkan empat pilar tersebut untuk mengisi kemerdekaan dan memelihara konsep sumpah pemuda. Lewat argumen yang disampaikannya, beliau mengharapkan keempat pilar tersebut dapat memupuk rasa cinta Bangsa Indonesia terhadap Bahasa Indonesia dan Tanah Air Indonesia.

Sosok kelahiran 11 Maret 1952 ini memperlihatkan eksistensinya sebagai dosen yang mampu membuktikan rasa kecintaannya terhadap Tanah Air dan Bahasa Indonesia. Hal tersebut dibuktikannya dengan prestasinya yang pernah membacakan puisi Chairil Anwar berjudul “1943” pada tahun 1975 di muka masyarakat Indonesia. Selain itu, kini beliau menyibukkan diri untuk mengikuti seminar Bahasa di Pusat Kantor Bahasa dan mengajarkan mahasiswa UMRAH dengan sepenuh hati tanpa mengeluh walaupun usianya yang kini tidak muda lagi.  Karena prestasinya yang tak bisa dihitung, Beliau menjadi panutan bagi mahasiswa FKIP UMRAH untuk memajukan Bahasa Indonesia dan menekuni ilmu pengetahuan disemua bidang.

Dosen yang kerap kali berkecimpung di dunia sastra ini mengaku sangat bersemangat untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan bahasa dan sastra indonesia. Namun dibalik rasa semangatnya tersebut, timbul rasa penyesalan karna usianya yang tak muda lagi. Tentunya hal tersebut akan menjadi kendala bagi dosen ini untuk mengadakan kegiatan-kegiatan besar dan perlombaan-perlombaan di lingkungan Kampus. Oleh karena itu, beliau selalu menyemangati dan membantu mahasiswa yang siap terjun dalam pelaksanaan apapun jika memang pelaksanaan tersebut bertujuan untuk memajukan nama UMRAH dan menaikkan akreditasi. Tak heran, jika banyak mahasiswa di FKIP UMRAH yang meminta bantuan dan nasehat kepada beliau untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di FKIP UMRAH.

Zainun, salah seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengaku sangat beruntung menjadi salah satu mahasiswa yang penasehat akademiknya adalah pak Said Barakbah Ali. Karena, disamping sifat bijaksana yang beliau miliki, sifat adil dan rasa peduli beliau juga diaplikasikan kepada setiap mahasiswa yang membutuhkan bantuan dalam perkuliahan. Tentu saja hal tersebut menjadikan dosen berumur 63 tahun semakin disayangi dan dibanggakan oleh mahasiswa di FKIP UMRAH. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar