Kamis, 12 November 2015

Usia Tak Muda Lagi, Dosen Ini Tetap SemangatGambar sisip 1
Tanjungpinang- (28/10) Umur tak menjadi kendala untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan, bahasa, sastra dan budaya. Itulah yang dikatakan Salah seorang dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ini. Dosen yang berkelahiran di Tanah Daik Lingga ini mempunyai nama lengkap Drs. H. Said Barakbah Ali, M. M. Beliau merupakan Salah seorang Dosen  UMRAH  yang mempunyai keunggulan bakat dibidang bahasa dan sastra. Dosen yang pernah menduduki jabatan sebagai ketua jurusan di FKIP UMRAH ini kini menginjak usia 63 tahun, Namun baginya umur tak menjadi masalah untuk maju dan aktif di pelbagai kegiatan.
Tekad dan motivasinya yang kuat membuat mahasiswa berpikir untuk membuat perubahan di kalangan mahasiswa dan dosen-dosen FKIP UMRAH. Lewat motivasi dan ide-idenya, beliau mencetuskan kegiatan Pekan Sastra dan Budaya agar dilaksanakan di lingkungan UMRAH. Karena selain mempunyai tujuan untuk mengembangkan bakat mahasiswa agar melahirkan generasi muda  yang berkualitas, tujuan lainnya juga  untuk memasyarakatkan Bahasa Indonesia di kalangan pemuda guna melahirkan generasi muda yang mampu berbahasa dan memelihara bahasa dan sastra Indonesia.
Melalui kegiatan Pekan Sastra dan Budaya untuk memperingati bulan bahasa yang  dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMRAH pada 29-31 Oktober 2015, Drs. H. Said Barakbah Ali, M.M memberikan wejangan dan nasihat kepada Hima PBSI UMRAH agar memegang teguh Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alat untuk mengedepankan prestasi dan menjunjung khazanah budaya Indonesia.
Dosen yang dulunya pernah berprestasi membacakan puisi bersama sastrawan Sutardji Calzoum Bahri  berjudul “TAPI”  pada tahun 1975 ini, mengungkapkan, Bahwa pemuda zaman dulu sudah terpikirkan untuk membentuk Tanah Air, Undang-undang, Bangsa dan Bahasa sebelum Indonesia merdeka. Dan sekarang, Pemuda Indonesia tak lagi memikirkan keempat hal tersebut. Namun, pemuda saat ini harus menerapkan empat pilar tersebut untuk mengisi kemerdekaan dan memelihara konsep sumpah pemuda. Lewat argumen yang disampaikannya, beliau mengharapkan keempat pilar tersebut dapat memupuk rasa cinta Bangsa Indonesia terhadap Bahasa Indonesia dan Tanah Air Indonesia.
Sosok kelahiran 11 Maret 1952 ini memperlihatkan eksistensinya sebagai dosen yang mampu membuktikan rasa kecintaannya terhadap Tanah Air dan Bahasa Indonesia. Hal tersebut dibuktikannya dengan prestasinya yang pernah membacakan puisi Chairil Anwar berjudul “1943” pada tahun 1975 di muka masyarakat Indonesia. Selain itu, kini beliau menyibukkan diri untuk mengikuti seminar Bahasa di Pusat Kantor Bahasa dan mengajarkan mahasiswa UMRAH dengan sepenuh hati tanpa mengeluh walaupun usianya yang kini tidak muda lagi.  Karena prestasinya yang tak bisa dihitung, Beliau menjadi panutan bagi mahasiswa FKIP UMRAH untuk memajukan Bahasa Indonesia dan menekuni ilmu pengetahuan disemua bidang.
Dosen yang kerap kali berkecimpung di dunia sastra ini mengaku sangat bersemangat untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan bahasa dan sastra indonesia. Namun dibalik rasa semangatnya tersebut, timbul rasa penyesalan karna usianya yang tak muda lagi. Tentunya hal tersebut akan menjadi kendala bagi dosen ini untuk mengadakan kegiatan-kegiatan besar dan perlombaan-perlombaan di lingkungan Kampus. Oleh karena itu, beliau selalu menyemangati dan membantu mahasiswa yang siap terjun dalam pelaksanaan apapun jika memang pelaksanaan tersebut bertujuan untuk memajukan nama UMRAH dan menaikkan akreditasi. Tak heran, jika banyak mahasiswa di FKIP UMRAH yang meminta bantuan dan nasehat kepada beliau untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di FKIP UMRAH.
Zainun, salah seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengaku sangat beruntung menjadi salah satu mahasiswa yang penasehat akademiknya adalah pak Said Barakbah Ali. Karena, disamping sifat bijaksana yang beliau miliki, sifat adil dan rasa peduli beliau juga diaplikasikan kepada setiap mahasiswa yang membutuhkan bantuan dalam perkuliahan. Tentu saja hal tersebut menjadikan dosen berumur 63 tahun semakin disayangi dan dibanggakan oleh mahasiswa di FKIP UMRAH. 


Malam Penutupan Pekan Sastra dan Budaya 2015 Berlangsung MeriahGambar sisip 1
Tanjungpinang- (2/10) Malam puncak penutupan kegiatan Pekan Sastra dan Budaya 2015 yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMRAH pada 31 Oktober 2015 berlangsung meriah dan mendapat apresiasi positif dari tamu undangan dan peserta lomba dalam kegiatan tersebut. Penutupan kegiatan Pekan Sastra dan Budaya 2015 sekaligus ajang silahturahmi bersama mahasiswa baru program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang mengangkat tema “Menjunjung Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Kreasi Anak Bangsa” itu dilaksanakan di Gedung Lembaga Adat Melayu Kota Tanjungpinang.
Pada saat acara penutupan berlangsung, pembawa acara, Ahmadi Putera dan Musliha terlihat begitu bersemangat. Hal tersebut didukung dengan celoteh-celoteh pantun yang dilontarkan mereka di atas panggung. Tidak hanya peserta, bahkan tamu undangan seperti wakil dekan dan dosen-dosen FKIP UMRAH pun turut tertawa melihat celotehan pantun yang dibawakan oleh mereka. Selain tarian dan kreasi mahasiswa baru program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai ajang  silahturahmi, Kemeriahan acara tersebut juga didukung oleh penampilan-penampilan peserta terbaik dalam perlombaan-perlombaan pada kegiatan Pekan Sastra dan Budaya yang dilaksanakan pada 29-30 Oktober 2015 kemarin. Adapun cabang perlombaan tersebut adalah stand up comedy, Gurindam XII, musikalisasi puisi, dan pembacaan puisi oleh dosen dan staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Erwin Pohan, M. Pd. Selaku wakil dekan 1 FKIP UMRAH mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan oleh Hima PBSI ini harus diberi apresiasi tinggi dan patut dicontoh oleh Hima jurusan lainnya. Mengingat bahwa selama ini belum pernah diadakannya perlombaan-perlombaan dibidang bahasa dan sastra indonesia di lingkungan FKIP UMRAH.
Harry Andeskha, M.Pd, Pembina Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengaku dalam sambutannya, bahwa Himpunan Mahasiwa PBSI sangat kreatif. “Walaupun tahun ini perlombaan-perlombaan dalam kegiatan Pekan Sastra dan Budaya 2015 ini diadakan hanya tingkat fakultas, tapi saya sudah sangat bangga sekali. Semoga saja tahun depan bisa dilaksanakan tingkat universitas bahkan tingkat provinsi atau nasional” ujarnya ketika menyampaikan kata sambutan dalam acara tersebut.
Acara yang mengkreasikan dekorasi unsur khas melayu tersebut menarik perhatian semua orang yang ada di ruangan itu. Tentu saja hal itu didukung dengan penampilan-penampilan peserta terbaik yang salah satu diantaranya adalah penampilan dosen dalam membaca puisi, Zaitun, M. Ag. Beliau terlihat begitu menghayati isi puisi karya Chairil Anwar tersebut sehingga membuat penonton dan tamu undangan terdiam dan terharu.
Malam penutupan Pekan Sastra dan Budaya 2015 sekaligus silahturahmi dengan mahasiswa baru program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kemarin berakhir dengan pembagian hadiah berupa piala, sertifikat, dan souvenir cantik kepada setiap peserta yang memenangkan perlombaan dalam kegiatan Pekan Sastra dan Budaya 2015 di FKIP UMRAH.

Kunjungan Wisman Ke kepri Menurun 
 Tanjungpinang- Kepala Unit Pendaratan Imigrasi Kota Tanjungpinang, Daniel Maxrinto, S. H. mengatakan, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Tanjungpinang  sejak januari hingga Oktober 2015  mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

"Jumlah total wisman sejak januari hingga akhir oktober tahun 2015 hanya berjumlah 73.791 orang yang  sebelumnya mencapai hingga 98.977 orang pada tahun 2014 lalu". Terang Daniel di kediaman kantor imigrasi Tanjungpinang  (9/11) siang tadi.

Ditambahkannya, jumlah penurunan dari tahun 2014 sampai akhir Oktober tahun 2015 mencapai 25.186  wisatawan dengan persentase 25.44%.
" Diperkirakan penurunan jumlah wisman ke Tanjungpinang dikarenakan perekonomian yang menurun dari pelbagai negara yang bersangkutan, dan masih adanya kabut serta infrastruktur yang kurang memadai di pelabuhan Tanjungpinang ini jg merupakan faktor menurunnya jumlah wisman ke Tanjungpinang" ungkapnya.

Wisatawan mancanegara yang berdatangan ke Tanjungpinang dari berbagai negara seperti singapore, Malaysia, Australia, Filiphina dan China mayoritas bertujuan untuk berwisata ke berbagai tempat wisata seperti lagoi dan resort yang ada di Tanjungpinang. Terlepas dari itu, tak sedikit pula wisatawan yang berdatangan karena alasan mengunjungi sanak saudara.

Kebijakan Presiden RI,  Jokowi meluncurkan BVKW (bebas visa kunjungan wisatawan) yang seharusnya mengalami kenaikan wisman untuk melancongi daerah KEPRI  trnyata tak berdampak cepat bagi wisman yang ke Tanjungpinang.
Kepala Seksi Pelayanan Lantaskim, Tatok Hari Sasono, S. Sos. MM. Menerangkan bahwa jumlah wisman terhitung sejak 30 Oktober sampai 05 November 2015 berkisar 1000 orang dalam seminggu terakhir ini. Dan untuk kepulangan wisman 80% melalui pelabuhan sri Bintan Pura Tanjungpinang.

Terlepas dari penurunan jumlah wisman ke Tanjungpinang, jumlah TKI yang di deportasi ke Tanjungpinang juga mengalami penurunan sejak januari sampai Oktober 2015 mencapai 16.658 orang yang pada tahun sebelumnya berjumlah 22.683 orang.

" Pemulangan Tenaga Kerja Bermasalah ke Tanjungpinang pada akhir oktober ini berjumlah 1.197 laki- laki dan 559 perempuan.  Dan jumlah penurunan secara keseluruhan dari tahun 2014 hingga 2015 berjumlah 11.025 orang"  Tutup Daniel Maxrinto, S. H.


Naik Turun Harga Sembako, Pasar jadi Sepi

Tanjungpinang- Berdasarkan pendataan harga barang pokok dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)  Kota Tanjungpinang, terdapat perubahan harga yang terjadi pada beberapa komuditi, diantaranya komoditi daging, cabe, bawang, ikan dan sayuran.
Kepala Bidang Perdagangan, Teguh Susanto, ST. mengungkapkan terjadinya perubahan harga pada barang pokok tersebut disebabkan oleh faktor cuaca, pengaruh perekonomian masyarakat, dan penetapan harga dari daerah penghasil. Ditambahkannya, bahwa data tersebut merupakan informasi dari pedagang Pasar Baru Kota Tanjungpinang. “Kalau di pasar Bestari Bintan Centre lebih mahal seribu rupiah.” Ujar Teguh pada (11/11) di Kantor Disperindag Kota Tanjungpinang.
Perubahan yang terjadi pada komuditi daging seperti ayam potong mengalami penurunan harga menjadi Rp32.000/kg yang sebelumnya seharga Rp34.000/kg. Begitu juga untuk daging impor mengalami kenaikan harga dari Rp86.000 kini menjadi Rp88.000.  Sedangkan untuk cabe merah dan cabe rawit mengalami kenaikan Rp6000. Semula cabe merah seharga Rp26.000/kg kini menjadi Rp32.000/kg. Begitu juga dengan cabe rawit  dari Rp24.000/kg menjadi Rp30.000/kg. Untuk cabe hijau turun 0,81% dari harga semula Rp27.000 menjadi Rp22.000.
Jasmir salah seorang pedagang daging ayam di pasar Bestari Bintan Centre  mengatakan, terjadinya penurunan harga pada ayam potong menyebabkan hasil penjualannya menurun drastis. Dikatakannya, kerugian untuk pedagang ayam di Pasar Bestari Bintan Centre mencapai 40%. Hal itu diperkirakannya karena daya beli masyarakat menurun.
Sedangkan untuk komuditi ikan seperti ikan tongkol, ikan selar, ikan selikur dan sotong juga terjadi penurunan harga yang drastis. Harga ikan tongkol yang semula Rp23.000/kg kini hanya Rp15.000/kg, diikuti selar dan selikur dimana harga selar sebelumnya Rp45.000/kg kini menjadi Rp30.000/kg dan selikur menjadi Rp.15.000/kg yang semula seharga Rp25.000/kg. Begitu juga dengan harga sotong yang semula seharga Rp40.000/kg turun menjadi Rp30.000/kg.
 “Ikan tongkol sekarang harganya Cuma 10 ribu per kilo padahal sebelumnya ada yang 25 ribu dan 30 ribu. Ya, tergantung kualitas ikannya sih kita jual berapa.” Ujar Robert salah seorang pedagang ikan di Pasar Bintan Centre.
Untuk sejumlah harga sayur-mayur juga mengalami perubahan. Bayam dan kangkung mengalami kenaikan masing-masing Rp3.000, yaitu dari Rp5.000/kg menjadi Rp8.000/kg. Sedangkan sawi, wortel dan timun mengalami penurunan harga. Sawi yang semulanya seharga Rp12.000/kg turun menjadi Rp8.000/kg, untuk wortel menjadi Rp15.000/kg yang sebelumnya Rp16.000/kg, dan timun menjadi Rp5.000/kg yang semulanya Rp7.000/kg.
Kenaikan pada komuditi cabe dan sayuran disebabkan pasokan yang kurang lancar, terjadinya perubahan iklim dan gangguan asap yang terjadi pada beberapa hari lalu yang mengakibatkan menipisnya pasokan. Sedangkan penurunan harga daging diperkirakan karena menurunnya perekonomian masyarakat di Kota Tanjungpinang.
Seorang pedagang sayuran, Joko menerangkan, Bawang merah yang mereka peroleh dari jawa mengalami penurunan 0,65% yaitu Rp23.000/kg menjadi Rp15.000/kg.
“kalau bawang merah dari jawa, kalau sayuran kita dari medan. Jadi semua barang pokok itu didatangkan lewat batam ke Tanjungpinang, cabe saja semalam masih 30 ribu sekarang sudah 30 ribu. Semenjak harga ini naik turun masyarakat juga jadi bingung, Mungkin keuangannya lagi menipis jadi sekarang di pasar bincen ini agak sepi. Bukan saya saja, penjual daging juga pembelinya menurun” Terang Joko(11/11).

Aksi Minta Legalitas Tanah
Tanjungpinang- Demontrasi yang digelar puluhan warga Kampung Nusantara (12/11) sekitar pukul 11.00 WIB di Kantor Walikota senggarang Kota Tanjungpinang  mendesak agar pemerintah Kota Tanjungpinang mengeluarkan rekomendasi ke Badan Pertahanan Nasional (BPN) untuk segera menerbitkan sertifikat tanah untuk warga Kampung Nusantara yang berlokasi di Kampung Nusantara Dompak.
Berdasarkan surat sanggahan yang disampaikan oleh warga tersebut, warga Kampung Nusantara juga meminta Pemko untuk tidak menerbitkan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama TPD, atau Fery Lee karena gugatan perdata tentang kepemilikikan nama tersebut sudah ditolak oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Tanjungpinang dengan nomor surat keputusan 54/Pdt.6/2013/PN. TPI.
Kepala Badan Pertahanan Nasional, Drs. Darajat Muhammad Jaelani, M. Si. Mengatakan akan memproses permintaan warga untuk mendapatkan legalitas tanah dengan syarat 10 orang perwakilan warga Kampung Nusantara kembali lagi ke BPN pada senin mendatang untuk menunjukkan bukti surat pengadilan dan surat kepemilikan terkait masalah tersebut.
“ Dengan situasi seperti ini kita tetap mengatasi dan mengakomodasi masyarakat agar tidak bingung dan tidak kecewa,” ujarnya.
Darajat Muhammad Jaelani melanjutkan bahwa penggunaan dan pemeliharaan lahan serta pemasangan tanda batas wajib dilakukan oleh pemilik tanah tertuang dalam Undang-undang pasal 17 tahun 1997 Nomor 24.
Dalam aksinya, warga juga menuntut DPRD Kota Tanjungpinang untuk mendesak BPN agar secepatnya mengabulkan permintaan warga Kampung Nusantara Dompak. Namun saat itu seluruh pejabat  dan pimpinan dewan tidak berada di tempat karena menghadiri rapat sampai sabtu mendatang.
“Mereka sudah menyurati minta pertemuan hari ini, tapi memang kebetulan seluruh dewan dan pimpinan sedang ada rapat sampai sabtu mendatang. Ya untungnya warga dapat memahami dan menerima, setelah konfirmasi dengan pimpinan dewan, kemungkinan senin bisa dilanjutkan pertemuan dengan warga untuk masalah ini,” papar H. Akib, Sekwan Kantor DPRD Kota Tanjungpinang.​



Tidak ada komentar:

Posting Komentar